Beberapa bandara baru maupun perluasan bandara lama diharapkan dapat mempermudah masuknya wisatawan ke suatu destinasi wisata di Indonesia. "Calon bandara-bandara baru ini membantu aksesibilitas wisata," kata Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus dan MICE, Achyaruddin, di Jakarta, Senin (16/4/2012).
Bandara-bandara baru ini, menurut Achyaruddin, terbagi dua yaitu bandara di destinasi utama dan bandara di remote area (daerah terpencil). "Keduanya akan menunjang pariwisata dan bisa dibuatkan pola perjalanan wisata," katanya.
Acharuddin menuturkan salah satunya adalah bandara di ibu kota Raja Ampat. Nantinya dapat dibuatkan rute wisata misalnya Bali langsung Raja Ampat atau Bali-Wakatobi-Raja Ampat. Bandara baru lainnya adalah Bandara Kuala Namu di Deli Serdang, Sumatera Utara. Bandara ini diproyeksikan akan menggantikan Bandara Polonia, Medan, dan akan menjadi bandara internasional terbesar kedua di Indonesia. "Dipastikan 2012 harus sudah buka. Akses tolnya juga sudah siap. Bandara Polonia sudah terbatas," katanya.
Dengan dibukanya bandara ini, maka diharapkan akan makin menggaet pasar wisatawan ASEAN. Selain itu, jarak ke Parapat akan lebih mudah melalui Bandara Kuala Namu. "Ini untuk kepentingan Parapat juga. Karena lebih deket dari Kuala Namu daripada dari Polonia," tuturnya.
Selain itu, Bandara Kalimarau di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur juga tengah diperluas. Selama ini, bandara tersebut menjadi akses untuk ke Derawan, Kakaban, Sangalaki, dan Maratua. Gugusan Kepulauan Derawan menjadi daya tarik wisatawan mancanegara untuk wisata bahari. "Bandara Kalimarau itu seperti miniaturnya Bandara di Makassar," katanya.
Selain itu, menurut Achyaruddin, rencana pembangunan bandara baru lainnya adalah Bandara Saumlaki di Ambon yang dekat dengan tujuan wisata diving. Selanjutnya bandara baru di Ampana. Bandara di Ampana tersebut akan memudahkan wisatawan menuju Togean.
travel.kompas.com