Presiden INACA (Indonesia National Air Carriers Assciation), Emirsyah Satar, mengatakan, Indonesia akan membutuhkan minimal 4.000 pilot dan ribuan pekerja teknisi seiring dengan pesatnya perkembangan industri penerbangan di negeri ini. "Dengan pesatnya perkembangan industri penerbangan di Indonesia dan pemberlakuan kebijakan Asean Open Sky di tahun 2015, hingga kebijakan pasar penerbangan tunggal di Asean tahun 2020, Indonesia akan membutuhkan setidaknya 4.000 pilot, 7.500 teknisi, dan 1.000 pengontrol lalu lintas," sebut Emirsyah dalam acara Indonesia Aviation Training&Education Conference 2012, di Jakarta, Rabu (27/6/2012).
Ia menjelaskan sektor penerbangan Indonesia tumbuh sangat pesat. Ini ditunjukkan dengan perkembangan pesawat baru sekitar 8 persen per tahun. Apalagi populasi penduduk Indonesia telah mencapai angka 240 juta orang. Ini menandakan pasar yang potensial bagi maskapai penerbangan. Akan tetapi, industri penerbangan nasional belum bisa disuplai oleh tenaga pilot dan teknisi yang cukup.
Emirsyah menyebutkan, sekolah penerbangan di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan yang terus berkembang. Indonesia hanya punya 13 sekolah penerbangan. Kalah jauh ketimbang Amerika Serikat dengan 1.076 sekolah dan Uni Eropa dengan 369 sekolah.
Oleh sebab itu, kata Emirsyah, IATEC diselenggarakan. Melalui IATEC, para penyelenggaran pelatihan, ahli penerbangan ternama di dunia, Pemerintah Indonesia, maskapai penerbangan dan asosiasi penerbangan lainnya saling bekerja sama. "Untuk menjawab tantangan tersebut, INACA bekerja sama dengan Agen Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil Kementerian Perhubungan dan Transportasi mengadakan konferensi internasional pertama yang terfokus pada pelatihan penerbangan untuk kebutuhan Indonesia yang disebut IATEC," pungkas dia.
bisniskeuangan.kompas.com