Kamis, 27 September 2012

Tony Fernandez: Kami Bisa Bekerjasama Dengan Malindo Airways

AirAsia
AirAsia Bakal Bekerjasama dengan Malindo Airways

Maskapai penerbangan berbiaya murah Air Asia berupaya membicarakan kerjasama dengan pihak Malindo Airways yang baru dibentuk. CEO Air Asia Tan Sri Tony Fernandez mengatakan akan menemui Presiden PT Lion Grup Rusdi Kirana tak lama lagi. PT Lion Grup adalah perusahaan induk Lion Air. "Kami bisa bekerjasama dengan Malindo Airways. Saya berada di sini bukan mencari musuh. Saya akan makan malam bersama Rusdi tak lama lagi," kata Tony meyakinkan para wartawan di Kuala Lumpur Rabu (26/9).

"Banyak hal yang bisa kita kerjasamakan. Secara pribadi menghormati Rusdi yang telah bekiprah di dunia penerbangan dengan cemerlang di Indonesia," ujar Fernandez kepada para wartawan selepas peluncuran Akademi Badminton Air Asia di Kuala Lumpur.

Persaingan antara Air Asia dan Malindo Airways, kata Fernandez, masih akan berlanjut. "Air Asia mempunyai kehadiran yang kokoh di dalam industri penerbangan di ASEAN untuk menghadapi persaingan ketat," katanya, seperti dilaporkan kantor berita Malaysia Bernama. "Tak usah diragukan, kami pasti bersaing satu sama lain. Saya tahu apa yang harus dilakukan untuk memenangi persaingan ini," tegasnya.

National Aerospace and Defence Industries Sendirian Berhad (Nadi Sdn Bhd) dan PT Lion Grup akan membentuk maskapai penerbangan murah Malindo Airways yang akan mulai beroperasi Mei 2013 dengan menggunakan bandara KLIA-2 (Kuala Lumpur Airport-2) di Sepang, sebagai markasnya. Perusahaan ini berencana melayani penerbangan di dalam negeri Malaysia dan Indonesia, serta Thailand, China, India, Jepang dan Australia. Nadi Sdn Bhd memiliki 51 persen saham, sedangkan PT Lion Grup menguasai 49 persen andil di Malindo Airways.

Persaingan ketat antar maskapai penerbangan Asia Tenggara ini bakal menguntungkan penumpang. Layanan dan harga terbaik menjadi tolok ukur konsumen memilih penerbangan di mana pun.

web.inilah.com

Rabu, 26 September 2012

60 Unit Pesawat Baru Didatangkan Merpati Nusantara Airlines

Merpati Nusantara Airlines
Merpati Datangkan 60 Pesawat Baru

PT Merpati Nusantara Airlines akan mendatangkan 60 unit pesawat baru secara bertahap mulai bulan depan. Direktur Utama Merpati Rudy Setyopurnomo mengatakan mulai kuartal keempat 2012 satu unit pesawat tiba per bulan. Pesawat baru itu didatangkan dari Hong Kong. "Kami mencicil 20 unit, kemudian 20 unit lagi dan selanjutnya 20 unit, pada awal kuartal IV," ucap Rudy, Selasa (25/9/2012).

Anehnya, Merpati tidak membeli atau menyewa 60 pesawat jenis Airbus dan jet 50 Airways ini. Menurut Rudy, pesawat tersebut didatangkan dengan skema kerjasama dengan perusahaan Hong Kong. Namun, Rudi tidak menyebutkan nama perusahaan itu. "Mungkin besok atau lusa saya sampaikan," tutur Rudy.

Rudy menjelaskan, pesawat baru ini efisiensi biaya penerbangan lantaran armada lama sangat boros bahan bakar. Alhasil, Merpati sulit mengoptimalkan profit. Dengan pesawat baru ini, Rudi yakin Merpati bisa menghemat hingga 20 persen dari total marjin yang diperoleh.

Nilai efisiensi armada lama yang hanya bisa menghasilkan 4 sen dollar Amerika Serikat sampai dengan 5 sen dollar Amerika Serikat untuk satu kursi satu kilometer. Dengan armada baru ini, Rudy bilang akan menghasilkan efisiensi mencapai 7 sen dollar Amerika Serikat.

Dengan hitung-hitungan ini, Rudy mengklaim pihaknya akan mendatangkan keuntungan senilai Rp 1 milliar per hari dengan armada baru tersebut. Keuntungan ini akan bertambah 100 persen jika dibandingkan dengan keuntungan Merpati saat ini yang berkisar Rp 500 juta per hari.

bisniskeuangan.kompas.com

Selasa, 25 September 2012

Industri Penerbangan Indonesia Butuh 7.500 Teknisi Pesawat

Teknisi Pesawat Terbang
Terbuka, 700 Lowongan untuk Teknisi Pesawat

Indonesia saat ini membutuhkan 7.500 teknisi pesawat. Kebutuhan tersebut terus meningkat sejalan dengan berkembangnya bisnis angkutan udara.

Mentri Perhububungan EE Mangindaan megatakan antara tahun 2010 sampai dengan 2014 Indonesia diperkirakan akan menjadi pasar penumpang internasional dengan pertumbuhan tercepat. "Pada tahun 2014, Indonesia diperkirakan akan menduduki peringkat sembilan pasar domestic terbesar dengan angkutan kargo internasional menduduki posisi ke-10," kata Menhub saat mewisuda program studi D II ATPK (Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan) Surabaya, Senin kemarin.

Pesatnya pertumbuhan angkutan udara di Indonesia ini, kata Menhub, tentunya harus diikuti dengan meningkatnya kebutuhan SDM. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan akan ahli teknisi dan pilot, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan usai melantik sekaligus melakukan penandatangan kesepakatan kerjasama dengan enam maskapai penerbangan nasional dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga teknisi dan pilot di maskapai tersebut.

Enam maskapai yang melakukan penandatangan kerjasama dengan BPSDM Kementerian Perhubungan adalah Air Asia Indonesia, Lion Air, Citilink Indonesia, Merpati Nusantara Airlines dan Travira Air.

Kepala BPSDM Capt Bobby R Mamahit mengatakan, kerjasama tersebut dimaksudkan untuk dapat saling memanfaatkan potensi yang ada pada masing-masing pihak, guna mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang transportasi khususnya di bidang penerbangan.

Dengan dibukanya program Pilot School di ATKP Surabaya ini dapat lebih berkontribusi pada penyediaan sumber daya anusia yang prima, professional dan beretika di bidang transportasi udara. Karena enam maskapai selain membutuhkan penerbang juga membutuhkan para teknisi pesawat dan tentunya awak kabin.

www.poskotanews.com

Senin, 24 September 2012

Citilink Akan Layani Rute Penerbangan Batam-Padang dan Batam-Surabaya

Citilink
Citilink Buka Dua Rute Baru dari Batam

Batam: Maskapai penerbangan Citilink Indonesia membuka dua rute penerbangan baru Batam-Padang dan Batam-Surabaya mulai 3 Oktober 2012. Dua rute itu bakal dilayani setiap hari. Manajer Distrik Citilink Indonesia Batam R. Hendra J.S. di Batam, Ahad (23/9), mengatakan, Citilink akan terbang dari Bandara Internasional Hang Nadim menuju Surabaya saban hari pukul 11.50 WIB dan dari Surabaya-Batam pukul 18.35 WIB. Sementara Citilink akan terbang dari Batam ke Padang, Sumatra Barat, pukul 08.30 WIB dan Padang-Batam pukul 09.55 WIB. "Pesawat yang dioperasikan untuk melayani jalur itu type Airbus 320 dengan kapasitas 180 tempat duduk dan Boeing Series kapasitas 170 tempat duduk," jelas Hendra.

Ia mengatakan, Citilink berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang ingin berpergian ke kota-kota yang diterbangi Citilink. "Pembukaan rute baru Batam-Surabaya dan Batam-Padang dikarenakan tingkat permintaan penerbangan yang cukup tinggi," kata Hendra.

Sebelum membuka dua rute itu, kata Hendra, Citilink telah melayani penerbangan setiap hari Batam-Jakarta sekitar pukul 08.45 WIB dan pukul 14.25 WIB. Serta rute Batam-Medan pukul 12.15 WIB dan 16.40 WIB. "Penerbangan dua rute awal dari Batam tersebut disambut baik oleh masyarakat. Jadi kami berupaya membuka rute baru sesuai dengan permintaan," kata dia.

Ia mengatakan, Citilink mengoperasikan 16 pesawat yaitu 10 buah Airbus A320 dengan kapasitas 180 kursi, 6 buah pesawat Boeing 737-300 dengan kapasitas 148 kursi, dan 1 buah pesawat Boeing 737-400 dengan kapasitas 170 kursi.

Citilink melayani 76 penerbangan ke Surabaya, Batam, Banjarmasin, Denpasar, Balikpapan, Medan, Makassar dan Lombok dari dua hub kami di Jakarta dan Surabaya. "Target Citilink adalah memiliki 21 buah pesawat sampai akhir 2012, dan 50 pesawat sampai 2015," kata dia.

www.metrotvnews.com

Industrial Offset Indonesia-Boeing Tingkatkan Industri Dirgantara Di Tanah air

Boeing 737-900ER
Menanti Puluhan Miliar Dolar Kompensasi Boeing untuk Indonesia

Kerja keras pemerintah Indonesia bernegosiasi dengan Boeing agar mendapat kompensasi (offset) 30% dari nilai pembelian pesawat Boeing membuahkan hasil. Kesepakatan pemerintah Indonesia dengan Boeing akan ditandatangani di New York dan akan disaksikan oleh Presiden SBY. Bila berjalan mulus, kesepakatan ini akan membuat Indonesia kebagian puluhan miliar dolar AS.

Penandatanganan MoU tentang Industrial Cooperation atau Industrial Offset antara pemerintah Indonesia dan Boeing akan dilakukan di Markas New York Stock Exchange (NYSE) di kawasan Wall Street, New York, Senin (24/9/2012) pagi waktu setempat. Indonesia akan diwakili Dubes RI untuk AS Dino Patti Djalal dan Boeing akan diwakili President of Boeing Company. MoU ini juga akan disaksikan oleh perusahaan-perusahaan yang nantinya akan terlibat dalam perjanjian ini, seperti PT Dirgantara Indonesia (PT DI), IPTN North America, dan juga maskapai penerbangan di Indonesia. "Telah hadir di New York pimpinan PT DI dan juga Dirut Garuda. Mereka nanti akan menyaksikan MoU ini," kata Dino Minggu (23/9/2012) kemarin.

Kesepakatan offset atau kompensasi dari pembelian pesawat Boeing oleh maskapai Indonesia ini menjadi perhatian serius Presiden SBY. Dalam briefing bersama delegasi Indonesia Minggu (23/9/2012) sore, SBY meminta agar MoU ini benar-benar disiapkan dengan matang. Karena kompensasi yang bisa didapatkan Indonesia cukup besar, sekitar 30%.

Terkait dengan offset ini, Gautama Indra Djaja yang merupakan President IPTN North America, Inc, anak perusahaan PT DI, menyambut baik. Menurut dia, Industrial Cooperation antara pemerintah Indonesia Boeing Company merupakan realisasi dari upaya yang telah diupayakan berbagai pihak yang peduli dengan nasib kedirgantaraan Indonesia bersama KBRI di Washington DC sejak 2006. Puncaknya, terjadi awal tahun ini, saat Dubes Dino Patti Djalal berhasil memperoleh komitmen dari Boeing untuk memberikan paket pekerjaan kepada Indonesia atas pembelian pesawat Boeing 737-900ER dan Boeing 737 Max oleh Lion Air dan pesawat Boeing 737-800 oleh Garuda.

Informasi yang didapatkan Indra, total pembelian atas pemesanan pesawat Boeing oleh Lion Air dan Garuda mencapai US$ 35 miliar. Dengan adanya MoU ini, maka offset/kompensasi 30% yang diberikan Boeing kepada pihak Indonesia senilai US$ 10,5 miliar atau kurang lebih Rp 100 triliun. Dan angka ini akan terus membesar, karena pesanan pesawat Boeing dari maskapai Indonesia akan terus meningkat dari waktu ke waktu.

Dengan adanya perjanjian offset ini, diharapkan Boeing akan memberikan paket pekerjaan yang cukup besar kepada Indonesia, tidak hanya sekadar menjadikan Indonesia sebagai konsumen. "Jika hal ini terjadi, maka ini merupakan momen yang sangat bersejarah bagi Indonesia, khususnya bagi Industri penerbangan di Indonesia , baik bagi PT DI dan instansi lainnya yang akan terlibat nantinya dalam pelaksanaan Industrial Cooperation dan akan menjadi salah satu turning point atas kebangkitan PT DI," jelas Indra.

Indra menjelaskan, offset merupakan praktik pemberian kompensasi oleh industri asing sebagai persyaratan dari suatu negara ketika melakukan pembelian. Biasanya offset dipakai untuk mengembangkan industri domestik negara pembeli, transfer teknologi, memajukan investasi, dan meningkatkan lapangan pekerjaan. "Keuntungan dari offset adalah mendapatkan teknologi baru, mendukung industri domestik yang strategis, mendapatkan akses terhadap pasar baru, meningkatkan nilai ekspor, dan meningkatkan hubungan dengan perusahaan multinasional," jelas dia.

Pemberian offset/kompensasi dari Boeing ini, lanjut Indra, harus dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi industri dirgantara di Indonesia, baik bagi industri pesawat terbang, industri penerbangan, industri pemeliharaan pesawat dan engine, dan juga meningkatkan kemampuan sumber daya. Indra berharap semua pihak bisa mengawal MoU ini hingga benar-benar terealisasi.

finance.detik.com

Penerbangan Tertunda 4 Jam Gara-gara Pramugari Bertengkar

Pesawat Terbang
Pramugari Bertengkar, Pesawat AS Terpaksa Ditunda 4 Jam

Sebuah pesawat bertujuan Washington, AS terpaksa ditunda empat jam lebih gara-gara pertengkaran dua pramugarinya. Penundaan ini dikarenakan pihak maskapai Amerika itu harus mencari pengganti kru pesawat tersebut.

Insiden tersebut terjadi di atas pesawat American Eagle Flight 3823. Adu mulut berawal ketika salah seorang pramugari sedang bercakap-cakap di telepon genggamnya saat pesawat akan lepas landas di bandara John F. Kennedy (JFK), New York, AS.

Menurut NBC seperti dilansir News.com.au, Jumat (21/9/2012), pramugari lainnya kemudian membuat pengumuman mengenai aturan keselamatan penerbangan. "Semua orang harus mematikan telepon dan benda-benda elektronik, termasuk juga pramugari," kata pramugari tersebut menyindir rekannya yang sedang berbicara di telepon selulernya.

Sindiran itu rupanya membuat pramugari tersebut tersinggung. Situasi kemudian memburuk setelah satu dari kedua pramugari itu menolak bekerja sama dengan rekannya tersebut. "Kru kokpit pun diberitahu dan memutuskan untuk mengusir pramugari-pramugari itu dari pesawat. Pilot pun memutar balik dan kembali ke gerbang," demikian dilaporkan NBC.

"Kami diberitahu bahwa kami akan kembali ke gerbang karena pramugari-pramugari tak bisa bekerja sama," ujar seorang penumpang pesawat, Dan Alexander kepada NBC New York.

Butuh waktu lama untuk mencari pengganti kedua pramugari yang diturunkan dari pesawat tersebut. Padahal seharusnya penerbangan dari bandara JFK, New York menuju bandara Reagan National di Washington tersebut hanya memakan waktu sekitar 80 menit. Hal ini menimbulkan kekesalan penumpang. "Sulit dipercaya pramugari-pramugari itu tak bisa bekerja sama selama satu jam saja," cetus seorang penumpang pesawat bernomor penerbangan Flight 3823 tersebut.

Akhirnya setelah 4 jam lebih, pesawat tersebut baru bisa bertolak dari bandara JFK.

news.detik.com

Minggu, 23 September 2012

Garuda Indonesia Terbangkan 112.683 Jemaah Haji Indonesia

Penerbangan Jemaah Haji Indonesia
Garuda terbangkan 112.683 jemaah Indonesia

Maskapai Garuda Indonesia akan menerbangkan 112.683 jemaah haji RI pada musim tahun ini dari 10 embarkasi dengan 15 unit pesawat berbadan lebar. VP Corporate Communication PT Garuda Indonesia Tbk Pujobroto mengatakan Garuda Indonesia menerbangkan kelompok terbang (kloter) pertama calon jemaah haji pada Jumat (21/9),dari 9 embarkasi yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Palembang, Solo, Balikpapan, Makassar, Lombok menuju Jeddah dan Jakarta menuju Medinah, dari 10 embarkasi yang dilayani. Sementara, penerbangan kloter pertama dari embarkasi Banjarmasin akan dilayani mulai Selasa (25/9). "Pelepasan calon jemaah haji tersebut dilaksanakan oleh Menteri Agama RI Suryadharma Ali, Menteri Perhubungan RI E.E. Mangindaan dan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar di terminal Haji Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng," kta Pujobroto, Minggu (23/9).

Dia menjelaskan pelaksanaan penerbangan musim haji tahun 2012/1433H ini dimulai pada 21 September–20 Oktober 2012 (phase pertama pemberangkatan), sementara phase kedua pemulangan, dilaksanakan pada 31 Oktober–1 Desember 2012. Khusus embarkasi Jakarta, penerbangan langsung ke Madinah dilaksanakan pada penerbangan Phase I Keberangkatan 21 September–5 Oktober 2012, sementara penerbangan langsung dari Madinah pada Phase II Pemulangan dilaksanakan pada 15 November–1 Desember 2012.

Pada musim haji tahun ini, imbuh Pujobroto, Garuda Indonesia akan menerbangkan sebanyak 112.683 jemaah yang tergabung dalam 296 kloter dari 10 embarkasi, yaitu embarkasi Banda Aceh sebanyak 3.984 jemaah (13 kloter), Medan sebanyak 8.324 jemaah (19 kloter), Padang 7.504 jemaah (20 kloter), Palembang yang sebelumnya 7.378 jemaah (21 kloter), Jakarta sebanyak 22.151 (49 kloter), Solo sebanyak 33.353 jemaah (89 kloter), Banjarmasin sebanyak 5.080 jemaah (16 kloter), Balikpapan sebanyak 5.352 jemaah (15 kloter) dan Makassar sebanyak 14.993 jemaah (40 kloter), dan Lombok sebanyak 4.564 jemaah (14 kloter).

Embarkasi Jakarta, penerbangan langsung ke Madinah dilaksanakan mulai 21 September hingga 5 Oktober. Untuk pemulangan, dilaksanakan 15 November hingga 1 Desember.

Dia menyebutkan dalam pelaksanaan penerbangan haji 2012 ini, Garuda Indonesia mengoperasikan 15 pesawat berbadan lebar terdiri satu pesawat 767-300ER, tiga pesawat B-747, dan sebelas pesawat A330. Pesawat–pesawat tersebut rata-rata berusia muda dan bahkan ada pesawat yang di produksi pada 2010. Proses tender pesawat tersebut dilaksanakan secara terbuka dan transparan yang diumumkan di beberapa media cetak nasional dan internasional.

Soal jumlah awak kabin, ucap Pujobroto, yang akan bertugas dalam pelaksanaan penerbangan haji tahun ini berjumlah 556 orang dan 60% diantaranya adalah awak kabin yang direkrut dari daerah embarkasi. "Tujuan Garuda Indonesia merekrut awak kabin asal daerah embarkasi tersebut adalah merupakan bagian dari pelayanan kami kepada para jemaah untuk mengatasi kendala komunikasi (bahasa), mengingat sebagian jemaah hanya mampu berbahasa daerah."

Bandara Lombok

Calon Jemaah Haji asal Nusa Tenggara Barat (NTB) kini dapat langsung terbang ke Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Arab Saudi melalui Bandara Internasional Lombok (BIL). Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I Miduk Situmorang mengatakan penerbangan jemaah haji kloter pertama ini dimulai Jumat, 21 September 2012. "Dengan penerbangan perdana ini artinya inilah untuk pertama kalinya jemaah calon haji asal NTB, dapat terbang langsung dari Lombok setelah selama 10 tahun terakhir mereka harus berangkat dari embarkasi Juanda, Surabaya," kata Miduk.

Dia menjelaskan jemaah haji asal NTB tahun ini mencapai 4.563 orang, dan terbagi dalam 15 kloter, yang akan berangkat mulai 21 September hingga 17 Oktober 2012. Waktu tempuh perjalanan BIL ke Jeddah diperkirakan 10 jam-11 jam. Para jemaah akan diangkut dengan pesawat Airbus 330 Garuda Indonesia. Adapun pemulangan jemaah haji nantinya akan dilaksanakan dalam dua gelombang, yaitu gelombang pertama dimulai dari 20 September hingga 4 Oktober 2012, dan gelombang kedua dimulai 6 hingga 15 Oktober 2012, menggunakan pesawat Garuda Indonesia Boeing 767.

Miduk menambahkan penetapan BIL sebagai embarkasi dan debarkasi haji NTB ditetapkan melalui SK Menteri Agama RI Nomor 71 Tahun 2012 tanggal 29 Mei 2012. Kepala Kanwil Kementerian Agama NTB Lalu Suhaimi Ismy mengatakan dengan embarkasi dan debarkasi sendiri ini, maka calon jemaah haji dari NTB bisa menghemat biaya transportasi sekitar Rp11 miliar. "Penghematan biaya transportasi 4.563 calon jemaah haji dari NTB diperkirakan hingga mencapai Rp11 miliar," kata Suhaimi.

Dengan ditetapkannya BIL sebagai embarkasi/debarkasi berarti hingga saat ini ada 12 embarkasi/debarkasi di Indonesia. Selain BIL, embarkasi/debarkasi lainnya yaitu Bandara Sultan Iskandar Muda - Aceh, Polonia - Medan, Minangkabau - Padang, Hang Nadim - Batam, Sultan Mahmud Badaruddin II - Palembang, Soekarno-Hatta - Jakarta, Adi Sumarmo - Solo, Juanda – Surabaya.

www.bisnis.com

Selasa, 11 September 2012

Bersiap Saingi Garuda Indonesia, Sriwijaya Air Borong Pesawat Embraer

Embraer 190
Borong Pesawat Mahal, Sriwijaya Siap Saingi Garuda

Maskapai penerbangan PT Sriwijaya Air berencana membeli Embraer, pesawat mahal dari Brazil. Rencana itu untuk menyejajarkan Sriwijaya Air dengan maskapai pelat merah Garuda Indonesia. Presiden Direktur Sriwijaya Air Chandra Lie memastikan akan tetap membeli 20 unit pesawat Embraer tahun depan. Rencana tersebut menyusul setelah perusahaan menunda pembelian pesawat jet asal Brazil itu karena tidak sepakat terkait harga pesawat terlampau mahal. "Perjanjiannya sebenarnya sudah ditandatangani tahun ini. Tapi pengirimannya baru tahun 2013. Kami akan beli 20 unit pesawat Embraer," kata Chandra saat ditemui di di Rapat Kerja Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (11/9/2012).

Berdasarkan catatan Kompas.com, pesawat Embraer yang diajukan kepada maskapai Sriwijaya Air dijual senilai 856 juta dollar AS untuk 20 unit. Bila dirinci per unit, harga pesawat tersebut akan mencapai 42,8 juta dollar AS per unit. Situs resmi Embraer menyebutkan, pesawat tipe 190 dirilis pertama kali 12 Maret 2004 dengan kapasitas tempat duduk 98 sampai 114 kursi. "Ya memang harganya segitu, karena pesawat ini merupakan pesawat paling mahal. Pembelian pesawat akan memakai dana internal," jelasnya.

Pihak Sriwijaya Air menginginkan agar pengiriman pesawat akan selesai pada dua tahun mendatang atau pada 2014 mendatang. Saat ini, pesawat tersebut tertunda untuk dikirim karena belum ada kru untuk mengoperasikannya. Saat ini, kru untuk pesawat tersebut masih dididik di Brazil.

Sekadar info, JetBlue Airways, maskapai low cost carrier yang berbasis di New York, menjadi pengguna pertama pesawat ini dengan membuat pesanan 100 unit. Maskapai lain yang juga sudah menggunakan pesawat ini antara lain British Airways, KLM, Air Caraibes, Virgin Blue, serta Copa Airlines. Paulo César de Souza e Silva, Presiden Penerbangan Komersial Embraer, mengatakan, kemampuan Embraer 190 sesuai dengan lingkungan dan geografis Indonesia. "Penerbangan menjadi sarana yang semakin penting untuk menghubungkan bisnis utama dengan pusat pariwisata," kata Paulo.

Pesawat Embraer 190 Sriwijaya Air akan dilengkapi dengan 100 kursi dalam konfigurasi single-class. Dengan pesawat ini, memungkinkan Sriwijaya menambah kapasitas, seperti mengembangkan rute, sehingga bisa meningkatkan layanan ke seluruh Indonesia. "Jenis pesawat baru ini memungkinkan kami mengalihkan pesawat jet yang berukuran lebih besar ke rute lain, yang lebih sesuai dengan kebutuhan rute tersebut," tambah Chandra.

Tambahan lagi, pesawat Embraer ini akan dipakai untuk maskapai Nam Air, anak usaha PT Sriwijaya Air yang saat ini masih dalam tahap perizinan di Kementerian Perhubungan. Maskapai baru tersebut akan menyejajarkan diri dengan maskapai Garuda Indonesia. Sementara maskapai Sriwijaya Air akan diposisikan sebagai maskapai medium, dengan pelayanan lebih tinggi lagi.

bisniskeuangan.kompas.com

Kamis, 06 September 2012

Garuda Indonesia Layani Rute Surabaya-Mataram Dan Surabaya-Semarang Mulai November 2012

Bombardier CRJ 1000
Garuda Buka Rute Baru Domestik dengan Pesawat Bombardier CRJ 1000

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terus mengepakkan sayapnya menjangkau pasar domestik maupun jarak jauh. Khusus pasar domestik atau jarak pendek, Garuda Branch Office Surabaya membuka rute baru Surabaya-Mataram dan Surabaya-Semarang menggunakan pesawat baru jenis CRJ 1000 NextGen dari Bombardier Aerospace, perusahaan pesawat asal Canada. Pembukaan rute baru Surabaya-Semarang PP dan Surabaya-Mataram PP ini efektif per November 2012. "Untuk melayani permintaan pasar yang semakin meningkat, baik untuk perjalanan tujuan business maupun leisure," kata GM Branch Office Surabaya PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Muchwendi Harahap, Kamis (6/9/2012).

Ia menerangkan, penggunaan pesawat baru jenis CRJ 1000 NextGen karena, pesawat ini sangat handal dan ramah lingkungan, dengan biaya operasional dan konsumsi bahan bakar yang sangat efisien dan kapasitas yang optimal.

Selain itu, kata Muchwendi, tampilan dan desain pesawat yang nantinya akan memiliki kapasitas kursi sebanyak 12 kelas bisnis dan 86 kelas ekonomi, memiliki interoir yang nyaman bagi penumpang dengan dilengkapi bagasi kabin yang cukup luas, desain baru yang lebih menarik pada jendela dan panel langit-langit pesawat. Serta sistem pencahayaan kabin dengan teknologi yang lebih baik. "Kita harapkan load factor-nya sekitar 80 persen untuk tujuan Surabaya-Semarang maupun Surabaya-Mataram," tuturnya.

Selain untuk kedua tujuan itu, pesawat CRJ 1000 NextGen ini pertama kali akan dioperasikan PT Garuda Indonesia khususnya Branch Office Surabaya pada 16 Oktober 2012 untuk rute Surabaya-Denpasar PP. "Dengan menggunakan tipe pesawat yang sama, akan menambah frekuensi Surabaya-Denpasar PP dari semula 4 kali per hari menjadi 5 kali per hari, efektif 23 Oktober 2012," terangnya.

Untuk program tahun depan, rencananya pihaknya akan membuka rute domestik seperti Surabaya-Batam dan Surabaya-Banjarmasin. Sedangkan rute internasional, sekitar Juni 2013 Garuda Indonesia akan membuka rute penerbangan Surabaya-Jeddah dengan transit di Medan selama 1 jam. Penerbangan ini akan dilayani menggunakan pesawat Boeing seri B747-400 dengan kapasitas sekitar 450 seat full kelas ekonomi. "Kami melihat marketnya sangat banyak. Selain itu, kan waktunya lebih cepat," jelasnya.

surabaya.detik.com

Pesawat Kembali Mendarat Karena Ada Penumpang Berkelahi

Swiss Airlines
Penumpang Berkelahi, Pesawat Terpaksa Mendarat

Seorang pilot terpaksa mendaratkan kembali sebuah pesawat ketika perkelahian pecah antara dua pria setelah seorang di antara mereka memiringkan kursinya.

Sebuah pesawat airbus dari maskapai Swiss Airlines yang bernumpang 200 orang tengah dalam perjalanan dari Zurich menuju Beijing ketika seorang pria warga China berusia 57 tahun jadi marah setelah seorang penumpang yang duduk di depannya memiringkan kursinya ke belakang pada saat makan, lapor sebuah harian Swiss-Jerman, Blick.

Pria berumur 57 tahun itu menampar kepala pria yang lain, seorang pria warga China berusia 27 tahun. Perkelahian pun terjadi. Mereka bergumul di lorong, berteriak-teriak dan saling mengumpat selama beberapa menit pada hari Minggu (2/9/2012) lalu. Kedua pria itu akhirnya dilerai oleh seorang awak kabin dan seorang penumpang. Kedua tangan pria 57 tahun itu diikat dengan strip plastik, lapor Blick.

Masih menurut harian itu, seperti dikutip Mail Online, Rabu, seorang pemandu wisata bernama Valerie Sprenger yang juga berada di pesawat mengatakan, "Pria yang lebih tua merasa terganggu selama makan malamnya. Ketika yang lebih muda tidak menanggapi protesnya, ia memukul kepalanya dengan telapak tangannya. Itu benar-benar sebuah tamparan."

Pria yang lebih tua itu ditahan di bagian belakang pesawat, tetapi sejak itu ia berteriak tak henti-hentinya. Pilot lalu memutuskan untuk memutar balik pesawat dan mendarat kembali di Zurich ketimbang di dekat Moskwa, Rusia, demi menghindari masalah administrasi. Begitu tiba kembali di Zurich, kedua pria itu ditangkap dan otoritas Swiss menahan pria yang berusia 57 tahun. Pria yang lebih muda dibebaskan. Seorang hakim setempat mengatakan, pria yang lebih tua itu dibebaskan hari Selasa dan diwajibkan untuk membayar denda tetapi jumlahnya tidak diungkapkan.

Swiss Airlines meminta maaf kepada 200 penumpang yang lain dan memberikan akomodasi gratis selama semalam di Zurich sebelum mereka terbang lagi pada penerbangan hari berikutnya ke China. Kedua pria itu diperintahkan untuk membayar biaya pengadilan dan Swiss Airlines masih bisa menuntut biaya penggantian guna menutupi biaya bahan bakar pesawat dan biaya akomodasi bagi para penumpang lain selama semalam di Zurich.

internasional.kompas.com

Rabu, 05 September 2012

LAPAN Kembangkan Pesawat UAV Dari Bahan Styrofoam

Elang Survailance 01
Elang Survailance 01, Pesawat Tanpa Awak ‘Canggih’ dari Styrofoam

Indonesia memiliki 3 pesawat tanpa awak yang dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Tidak ingin tertinggal, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) juga ikut mengembangkan pesawat nirawak yang terbuat dari styrofoam untuk keperluan ilmu pengetahuan.

Dalam sebuah ujicoba di acara EcoTechnoprenuership yang diselenggarakan oleh Sekolah Pembangunan Jaya di Jalan Boulevard, Bintaro Sektor VII, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Senin (3/8/2012), pesawat tanpa awak ini terbang selama 10 menit di ketinggian 10 meter. Elang Survailance 01 adalah nama yang diberikan Lapan untuk pesawa tanpa awak itu. Pesawat seberat 2 kilogram itu terbuat dari streofoam dengan memiliki panjang sayap 1.600 milimeter dan panjang pesawat 1.180 militer. "Memiliki kecepatan 12 meter per detik dengan gerak lurus mencapai kecepatan 40 kilometer per jam," ujar Engineering Lapan, Teguh.

Teguh menyebutkan, bahan bakar pesawat itu menggunakan baterai lithium porimer yang bisa dicharge dengan kekuatan 4 ampere. "Baterei ini bisa digunakan dalam jarak 3 kilometer," kata Teguh.

Bagaimana mengendalikan pesawat ini? Teguh menjelaskan penggunaan remote control untuk pesawat Elang hanya pada saat take off dan landing. Sementara untuk manuver di udara, Lapan menggunakan software yang telah diinstal di dalam pesawat yang diberi nama Misson Planner. "Jadi dengan adanya sofware ini tidak ada yang keluar jalur," katanya.

Kepala Bidang Avionik Lapan, Agus, menjelaskan ihwal lahirnya Elang Survailance 01 berasal dari sebuah tantangan untuk memantau aktvitas puncak merapi di Yogyakarta. "Karena selama ini belum ada yang bisa memfoto dan melihat secara langsung. Selain itu dipicu keinginan Professor Kirbani, ahli Morfologi Gunung Merapi yang ingin tahu perubahan puncak merapi," terangnya.

Agus membanggakan pesawatnya tersebut dengan menyebut Elang tidak akan terdeksi oleh radar musuh karena bahannya yang terbuat dari styrofoam. "Kalau dari aluminiun atau besi, dia akan memantulkan sehingga akan terdeksi radar," ujarnya.

Jenis pesawat tanpa awak ini juga diakui adalah jenis yang mirip dengan pesawat tanpa awak milik militer AS yang digunakan saat perang Irak tahun 2003.

news.detik.com

Sabtu, 01 September 2012

Lapan A-2, Satelit Pemantau Bumi Dengan Orbit Ekuatorial Pertama Di Dunia

Lapan A2
Lapan A2, Satelit Produksi Indonesia

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berhasil menyelesaikan Satelit Lapan A2 yang merupakan suksesor dari Satelit Lapan Tubsat. Jika sebelumnya pembangunan Lapan Tubsat dilakukan di Technische Universitat Berlin, Jerman, maka untuk penggarapan Lapan A2 sepenuhnya dilakukan di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat. "Pokoknya Lapan A2 100 persen buatan dalam negeri, proses pengerjaan sudah rampung dan rencananya sama seperti pendahulunya satelit ini akan kita luncurkan menggunakan roket dari Sriharikota, India," ujar Suharmanto, Kepala Pusat Teknologi Satelit Lapan ketika di temui di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Jumat (30/8/2012).

Menurut Suharmanto, Lapan A2 memiliki keunggulan sensor dibanding Lapan Tubsat. Hal ini dapat dilihat bagaimana Lapan A2 memiliki tiga fungsi yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal, dan komunikasi radio amatir. Satelit dengan sensor Automatic Identification System (AIS) ini dipercaya dapat melakukan identifikasi terhadap kapal yang akan melintasi wilayah jangkauan Lapan A2. "Harapan kami Lapan A2 dapat menjadi solusi untuk melakukan pemantauan lalu lintas wilayah laut Indonesia," kata Suharmanto.

Satelit dengan bobot 78 kilogram ini akan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali sehari, dengan kisaran 20 menit perputarannya. Pada orbit AIS, Lapan A2 memiliki radius deteksi lebih dari 100 km dan mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal dari maksimum 2000 kapal dalam satu daerah cakupan.

Lapan A2 yang akan mengorbit secara ekuatorial nantinya akan menjadi satelit pemantauan bumi pertama di dunia yang memiliki orbit ekuatorial. "Meskipun Indonesia masih merupakan pendatang baru di teknologi antariksa, namun adanya Lapan A2 seperti menjadi awal baru perkembangan dunia satelit di Indonesia," ucap Suharmanto.

sains.kompas.com

Satelit Lapan A2 bisa dukung komunikasi bencana

Satelit buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Lapan A2, dilengkapi dengan perangkat untuk mendukung komunikasi dalam penanganan bencana. "Kami bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) menempatkan komponen muatan yang dapat dipakai untuk komunikasi radio," kata Direktur Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Suhermanto, saat memberikan keterangan pers di Bogor, Jumat.

Menurut dia, perangkat Automatic Position Reporting System (APRS) dalam Satelit Lapan A2 dapat digunakan jika jaringan operator melalui Base Transceiver Station (BTS) jaringan operator terputus karena ketiadaan daya. "Melalui Satelit Lapan A2, anggota Orari dapat berkoordinasi dengan tim SAR untuk mencari jalur evakuasi alternatif atau pengiriman bantuan," kata Kepala Bidang Teknologi Bus Satelit Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Robertinus Heru Triharjanto.

Heru menambahkan APRS juga mendukung pengiriman pesan singkat melalui gelombang radio yang dapat dilakukan menggunakan perangkat-perangkat penerima komunikasi radio modern. "Satelit ini juga mempunyai komponen voice repeater (pengulang suara) tapi terbatas hanya untuk satu pengguna pada satu waktu," kata Heru.

Satelit Lapan A2 merupakan satelit pertama yang dibuat di Indonesia setelah Lapan A1 dibuat di Jerman dan diluncurkan dari India pada Januari 2007. Lapan A2 akan diluncurkan ke antariksa dari India pada pertengahan tahun 2013 dengan roket PSLV-C23.

www.antaranews.com