Pulau Lanjukang berada di wilayah Kecamatan Ujung Tanah dan berjarak 40 kilometer dari kota Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Pulau Lanjukang yang juga berlokasi di Selat Makassar ini memiliki panorama yang indah dengan laut membiru. Salah satu kegiatan bahari yang bisa dilakukan di pulau kecil ini adalah snorkeling dan menyelam. Di perairan Pulau Lanjukang terumbu karang tumbuh dengan baik dan menjadi rumah bagi banyak ikan. |
Singgah di Lanjukang.
Pulau Lanjukang hanya dihuni sekitar 15 kepala keluarga dengan jumlah penduduk kurang-lebih 50 orang. Pulau Lanjukang adalah satu dari 12 pulau yang masuk gugusan Kepulauan Spermonde di wilayah Kecamatan Ujung Tanah, sekitar 40 kilometer dari Kota Makassar, Provinsi
Sulawesi Selatan.
Pulau Lanjukang biasa juga disebut Pulau Lanyukang, seperti yang tertulis jelas di papan teritorial pemerintah wilayah Kota Makassar, yang terdapat di tepi pantai arah kedatangan. Ada juga yang menyebutnya Laccukang. "Lanjukang berasal dari kata lanjutkan," kata Hasan, warga pulau. Sejak dulu sekali, dia menambahkan, pulau seluas 6 hektare ini sering menjadi tempat transit untuk beristirahat bagi para nelayan yang sedang melaut. "Mereka singgah untuk mandi dan mengambil air tawar."
Posisi pulau ini memang yang paling jauh dan terluar. Karena jati dirinya yang hanya lokasi transit, nyaris tak ada fasilitas umum yang bisa ditemui di sekujur Lanjukang. Tak ada sekolah, tak ada puskesmas, juga fasilitas layanan masyarakat lainnya. Yang ada sebatas mushala dan sebuah sumur air tawar di tengah pulau, di antara rumah warga. Jika sumur ini kering, warga pulau terpaksa mendatangkan air tawar dari pulau terdekat, atau bahkan dari Makassar. Jadi jangan harap pula menemukan sinyal jaringan telepon seluler di tempat ini. Semua jadi bisu. Di sisi lain, Pulau Lanjukang seperti mengajak penghuninya untuk menikmati kebesaran Tuhan.
Kebanyakan pengunjung mendatangi pulau ini memang untuk mencari sunyi di Lanjukang. Pemandangan birunya laut berpadu dengan hamparan pasir putih yang luas. Saat senja, pemandangan matahari terbenam di lautan seperti raja—tak ada yang merecoki. Cahaya jingga dari sang surya yang hendak kembali ke peraduannya terlihat sangat manis memantul pada air laut. Sebuah sajian pemandangan yang cukup romantis.
Saat malam mencapai puncak, cahaya bulan menjadi satu-satunya sumber penerang. Sumber penerangan lampu rumah penduduk dari generator hanya bisa menyaingi hingga pukul 21.00 Wita. Selebihnya, bulan dan bintang yang berkuasa.
Di pantai Pulau Lanjukang ini, selain berenang dan menikmati hamparan pasir putih yang bersih, pengunjung sejatinya juga bisa melakukan
snorkeling. Terumbu karang hidup sehat di balik perairan Lanjukang. Itu membuat ikan-ikan menjadi betah.
Jika berkunjung ke Pulau Lanjukang, ada baiknya untuk membawa bekal lebih. Kelebihannya bisa disumbangkan kepada penduduk setempat. Jika punya baju bekas layak pakai dan buku bacaan, juga bisa dibawa serta. Penduduk pulau akan senang menerimanya. Namun, sebelum berangkat, Anda juga perlu tahu beberapa fakta unik di Pulau Lanjukang. Konon, masyarakat Lanjukang berasal dari legiun veteran Sulawesi Selatan bernama Mamma Bora yang menghuni pulau ini sejak 1942.
Fakta lainnya adalah bentuk fisik warga pulau yang "kerdil", dengan tinggi maksimal hanya 150 sentimeter. Bentuk fisik ini kabarnya disebabkan oleh penyakit aneh yang diidap turun-temurun karena warga pulau yang saling kawin-mawin. Meski sedikit berbeda, warga Pulau Lanjukang sangat ramah kepada pengunjung. Namun, jika ingin mengambil gambar mereka dalam bentuk foto maupun video, sebaiknya meminta izin terlebih dulu.
www.tempo.co