Maskapai Sriwijaya Air dipastikan menyingkirkan (phase out) empat unit armada Boeing 737-200 pada tahun ini. Hal itu dilakukan sebagai langkah peremajaan pesawat yang dilakukan perusahaan sejak tahun lalu. "Empat pesawat tersebut bakal dijual. Kalau dilihat, pesawat 737-200 masih banyak dipakai di wilayah Afrika, namun hingga saat ini belum ada perusahaan yang melakukan penawaran," kata pejabat perusahaan penerbangan tersebut, Rabu (31/7/2013).
Rencananya, Sriwijaya bakal melepas empat unit Boeing 737-200 tersebut seharga 750 ribu dollar AS per unitnya. "Karena sudah melakukan pemeriksaan C-Check, maka kami banderol dengan harga itu," ujarnya.
Sebagai bonus, Sriwijaya juga bakal menyertakan simulator Boeing 737-200 kepada maskapai yang berani membeli empat pesawatnya tersebut sekaligus. Seperti diketahui, empat pesawat tuanya tersebut kerap digunakan perseroan untuk menerbangi rute Tanjung Karang. Sementara itu, manajemen Sriwijaya juga enggan mengubah konfigurasi pesawat 737-200 tersebut menjadi pesawat kargo. Sebab, biaya yang dibutuhkan perseroan untuk merubah pesawat komersial menjadi kargo harganya cukup mahal. "Kalau mau dijadikan kargo mahal, harganya sekitar 700 ribu dollar AS. Lagipula yang bisa membuatnya hanya dua negara yaitu Swedia dan Israel," katanya.
Sebagai informasi, hingga saat ini Sriwijaya Air memiliki 38 pesawat dengan 41 kota tujuan dan tiga rute diantaranya adalah rute internasional yaitu Singapura, Penang, dan Malaysia. Seperti diberitakan sebelumnya, Sriwijaya Air menargetkan bisa menambah sembilan pesawat baru hingga akhir tahun ini. Gabriella Sonia Bongoro, Direktur Keuangan Sriwijaya Air, mengatakan perseroan telah melakukan peremajaan pada seluruh armadanya sebanyak 38 pesawat. "Dua pesawat baru tipe Boeing 737-800 diantaranya akan masuk pekan depan," ujar Gabriella. Pembelian 5 pesawat baru dilakukan secara tunai, dan 4 pesawat secara sewa dari kas internal perusahaan.
bisniskeuangan.kompas.com