Cari di Blog Ini

Kamis, 21 Juni 2012

Emansipasi Dalam Dunia Penerbangan Masih Harus Menempuh Perjalanan Panjang

Kokpit Pesawat Terbang
Adakah Kesetaraan di Kokpit?

Pada Mei 2012 lalu, seorang penumpang pria Trip Airlines di Brasil memutuskan untuk membatalkan penerbangannya. Hal tersebut ia lakukan karena ia menolak menaiki pesawat yang dipiloti seorang perempuan. Sebelum pesawat itu lepas landas, ia berteriak, "Saya seharusnya diberi tahu bahwa kapten pilot pesawat ini adalah seorang perempuan! Saya tidak mau terbang dengan pesawat yang dikemudikan perempuan," ucapnya sambil keluar dari pesawat.

Semenjak 78 tahun sejak Helen Richey menjadi perempuan pertama yang menjadi pilot maskapai penerbangan komersial pada 1934, hampir setiap industri penerbangan di dunia telah melihat adanya peluang karier untuk perempuan. Namun, tampaknya perempuan kini masih mengalami kesulitan mencapai kesetaraan di kokpit.

Menurut perkiraan dari Federal Aviation Administration (FAA), pada 2010, hanya 6,7 persen pilot AS adalah perempuan. Adapun organisasi-organisasi lain seperti International Society of Woman Airline Pilots (ISA) dan Women in Aviation (WIA), memperkirakan bahwa hanya sekitar 3-6 persen dari 130 ribu pilot pesawat di dunia, lebih dari 40 ribu di antaranya berbasis di AS, adalah perempuan. Padahal lebih dari 80 persen dari petugas penerbangan AS adalah perempuan. Di beberapa negara, bahkan tak memiliki pilot perempuan. Bahkan Ghana, negara berpenduduk 24 juta, baru-baru baru memiliki percontohan pilot perempuan pertama.

Menurut Jo Halverson, Wakil Ketua ISA dan Airbus A320 sekaligus perwira pertama untuk United Airlines, rendahnya jumlah penerbang perempuan karena tidak sesuainya tuntutan jadwal industri penerbangan dan tugas perempuan sebagai ibu bagi keluarga. Bahkan di AS, Halverson mengakui sangat sedikit upaya yang dilakukan untuk membuat perempuan nyaman di kokpit.

Di sekolah penerbangan pun, yang sebagian besar siswanya adalah pria muda, perempuan cenderung diremehkan dan direndahkan. Ini, ujarnya, adalah penyebab stagnannya pertumbuhan pilot perempuan di AS selama lebih dari satu dekade. Selain itu, kurangnya mentor perempuan juga menjadi hambatan utama yang mencegah perempuan agar bisa belajar

www.mediaindonesia.com