Cari di Blog Ini

Selasa, 11 Februari 2014

Merpati Nusantara Airlines Punya 15 Calon Investor

Pihak Merpati Nusantara Airlines mengabarkan bahwa setidaknya ada 15 calon investor telah berminat untuk menjadi mitra KSO dengan maskapai penerbangan yang kini tengah menghadapi kendala operasional tersebut. Bahkan 4 dari 15 calon investor Merpati Nusantara Airlines itu adalah dari pabrikan atau produsen pesawat terbang.
Merpati Nusantara Airlines. ZonaAero
Empat pabrik pesawat ingin bantu Merpati

Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) Capt. Asep Ekanugraha mengatakan bahwa pihaknya telah didatangi para calon investor dan beberapa diantaranya adalah dari produsen pesawat yang berminat untuk menjadi mitra kerja sama operasional. "Setidaknya dari 15 calon mitra KSO terdapat empat perusahaan produsen pesawat terbang. Dua di antaranya Suhkoi dan Bombardier," kata Asep, di Jakarta, Senin (10/2/2014).

Menurut Asep, empat perusahaan tersebut berinvestasi dengan menyiapkan pesawat termasuk menyediakan dana untuk modal kerja. "Sukhoi Super Jet (SSJ), dan Bombardier sudah menyatakan minat untuk menjadi mitra Merpati," katanya.

Menurut catatan, pada 1 Februari 2014, Merpati terpaksa menutup sebagian besar rute penerbangan karena tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan operasional. Perusahaan yang didirikan 6 September 1962 tersebut, saat ini terlilit utang hingga sekitar Rp7,3 triliun, meskipun restrukturisasi berupa penyuntikan dana APBN terhadap perusahaan sudah berkali-kali dilakukan. Penyelamatan Merpati ditempuh melalui sejumlah opsi seperti konversi utang menjadi saham (debt to equity swap), pemisahan (spin off) unit usaha Merpati Maintenance Facilities (MMF) dan Merpati Training Center (MTC).

Khusus KSO diutarakan Asep, setidaknya empat kriteria yang akan menjadi mitra Merpati, yaitu pertama yang mampu menyediakan modal, kedua menyediakan pesawat, ketiga menyediakan modal dan pesawat, ke empat kombinasi modal, pesawat, dan termasuk pilot. "Bentuk kerja sama mulai dari pesawat dan modal. Ada yang hanya menawarkan pesawat saja. Ada yang menawarkan kerja sama pengadaan pesawat, modal hingga pilot," ujarnya.

Khusus produsen pesawat tersebut Asep menambahkan, mereka menyatakan siap mengadakan pesawat berbadan lebar atau jenis jet dengan kapasitas 60 tempat duduk hingga 100 lebih tempat duduk. "Sedangkan untuk pesawat dengan kapasitas 20 tempat duduk, kami rasa masih cukup," ujarnya.

Terkait dengan jenis MA-60, jenis pesawat berkapasitas 60 tempat duduk yang dibeli dari China, Asep mengatakan, pihak Xian Aircraft Manufacture sudah dua kali bertemu dengan Merpati untuk meningkatkan kerja sama. "Kerja sama lebih lanjut dalam hal pengoperasian termasuk maintenance," ujarnya.

Sedangkan pesawat berkapasitas 20 penumpang yang dimiliki Merpati masih bisa dioperasikan meskipun berusia sudah tua. "Jenis twin otter masih bisa dioperasikan meskipun keluaran tahun 1960-an, cukup dengan mengganti baling-baling karena mesinnya masih bagus. Yang sulit itu pesawat jenis jet, jika sudah berumur 35 tahun, harus segera diganti," ujarnya.

www.antaranews.com