Garuda Indonesia |
PT Angkasa Pura I belum menyetujui permintaan penyediaan dedicated terminal (terminal khusus) untuk maskapai PT Garuda Indonesia Tbk di Bandara Ngurah Rai, Bali. Pada akhir 2011, dua perseroan pelat merah itu telah menandatangani MoU (memorandum of understanding) terkait dedicated terminal/terminal khusus untuk peningkatan pelayanan pada penumpang. Permintaan itu langsung diajukan Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar kepada PT Angkasa Pura I saat rapat kerja perusahaan BUMN di Nusa Dua, Bali, akhir 2011.
Garuda menginginkan penataan terminal penumpang, areal keberangkatan, areal kedatangan, imigrasi serta areal transit serta aksesibilitas bandara. "Kami masih belum bisa menjelaskan secara rinci. Saat ini permintaan perusahaan penerbangan milik negara itu masih akan dikaji," kata Hary Budi Waluyo, Humas Pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai.
Di Indonesia, Garuda memiliki dedicated terminal di terminal 2E dan 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta yang dikelola Angkasa Pura II. Di terminal itu, Garuda mengangkut dan menurunkan penumpang dalam satu kawasan. Termasuk mengurus imigrasi bagi pengguna jasa penerbangan Garuda.
Pada bandara terbesar kedua, Ngurah Rai, peruahaan BUMN yang pada awal 2011 lalu melantai di bursa saham Indonesia ingin memperoleh fasilitas yang sama. "Ini untuk meningkatkan pelayanan kami kepada penumpang," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar beberapa waktu lalu.
Berdasarkan catatan Bisnis, perusahaan penerbangan berkode saham GIAA itu akan menambah 18 pesawat pada 2012. Penambahan pesawat ini seiring dengan upaya perseroan menambah jumlah penumpang dan peremajaan pesawat-pesawatnya. Dengan penambahan ini armada pesawat maskapai penerbangan pelat merah tersebut menjadi 105. "Kami akan membeli jenis pesawat Airbus 300-200," kata Emir.
Tahun ini perseroan menargetkan mengangkut 22 juta penumpang atau lebih tinggi sebesar 30% dibanding tahun lalu yang sebanyak 17,1 juta penumpang. Selain itu, perseroan juga akan meremajakan usia rata-rata pesawatnya dari 6,5 tahun pada 2011 menjadi 5,8 tahun.
www.bisnis.com