Cari di Blog Ini

Jumat, 15 Agustus 2014

Bandara Trunojoyo Sumenep Belum Siap Layani Penerbangan Komersial

Bandara Trunojoyo yang berlokasi di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dianggap belum siap melayani penerbangan komersial. Hal ini dikarenakan sejumlah pembenahan di bandara tersebut masih belum selesai pengerjaannya. Berkaitan dengan hal tersebut, penerbangan komersial perdana pesawat maskapai Trigana Air di Bandara Trunojoyo yang dijadwalkan pada 18 Agustus 2014 dipastikan akan gagal.

Bandara Trunojoyo, Sumenep, Madura, Jawa Timur. ZonaAero
Bandara Trunojoyo, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Penerbangan Perdana Trigana Air di Bandara Sumenep Dipastikan Gagal.

Rencana penerbangan komersial perdana Trigana Air dari Bandar Udara ( Bandara ) Trunojoyo Sumenep, yang dijadwalkan pada tangal 18 Agustus mendatang, dipastikan gagal. Hal itu dikarenakan hingga saat ini persiapan Bandara Trunojoyo belum matang. "Kami tidak ingin operasi penerbangan komersil Trigana Air gagal di tengah jalan. Sehingga kami perlu persiapan yang matang terlebih dahulu, sebelum memulai penerbangan," kata Moh Fadillah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumenep, Kamis (14/8/2014).

Penundaan tersebut dilakukan, karena persiapan bandara yang akan ditempati penerbangan komersil oleh Trigana Air masih dikerjakan. Bahkan penyempurnaan landasan pacu belum diketahui hingga kapan selesainya. "Jadi kita menunggu semua sarana dan prasana untuk penerbangan komersil selesai, baru kita akan jadwalkan penerbangan perdana di Bandara Trunjoyo ini," tegas mantan Kepala Badan Penanggulangan Bencana ini.

Batalnya rencana penerbangan perdana pesawat komersil Trigana Air di Bandara Trunojoyo Sumenep ini mengejutkan semua pihak, termasuk kalangan Dewan. Badrul Aini, anggota DPRD Sumenep mengaku kecewa dengan rencana penundaan penerbangan perdana, karena undangan sudah disebar. "Undangan sudah disebar, bahkan pemberitahuan melalui media, dan baleho serta spanduk, perihal rencana penerbangan perdana itu. Ketika ini gagal, pasti kita semua kecewa," terang anggota legislative asal Partai Bulan Bintang ini.

Hingga saat ini sejumlah pekerja landasan pacu Bandara Trunojoyo masih terus berlansung. Sejumlah material untuk penyempurnaan landasan pacu dan sejumlah fasilitas lainnya terus berdatangan. Mereka bekerja siang malam untuk segera menyelesaikan penyempurnaan landasan pacu untuk memenuhi tuntutan segera ada penerbangan komersil.

Sebelumnya, Bandar udara Trunojoyo bekerja sama dengan perusahaan penerbangan Trigana Air, sudah sepakat akan memulai penerbangan komersil perdana dari Sumenep - Surabaya, Sumenep - Malang dan Sumenep - Banjarmasin PP. Namun karena penyempurnaan bandara belum selesai dilakukan, rencana penerbangan perdana gagal dilakukan.

www.tribunnews.com

1 komentar:

  1. BANDARA TRUNOJOYO PROYEK MERCUSUAR
    Sejak semula dan sampai kapanpun, saya yakin bahwa komersialisasi Bandara Trunojoyo Sumenep tidak akan berhasil. Kalau dapat dikata proyek bandara yang terakhir ini menghabiskan dana milyaran rupiah, hanyalah sebuah proyek mercusuar. Yaitu suatu obyek pembangunan yang tidak pro rakyat, obyek megah yang hanya memihak kepada kelas atas. Padahal sangat tidak mungkin proyek gagal itu akan menunjang pendapatan asli daerah. Apalagi jika dibandingkan dengan investasi yang ditanam.
    Keyakinan saya itu berdasarkan data sebagai berikut :
    Pertama, jumlah calon penumpang di Sumenep yang berkemampuan, sangat terbatas. Kecuali pada awal operasi untuk mencoba. Karena di Sumenep memang tidak ada suatu bidang usaha berskala besar. Jika yang diharapkan wisatawan dari luar daerah, Sumenep tidak memiliki obyek wisata yang memikat.
    Kedua, biaya operasional penumpang sangat besar, karena harus ditambah transport lokal. Dengan demikian bagi penumpang apabila harus menyediakan kendaraan pribadi di tempat tujuan, lebih baik naik kendaraan darat saja yang ke Surabaya bisa hanya ditempuh 3 jam. Sedangkan apabila naik pesawat, untuk sampai di Surabaya kota juga butuh waktu 3 jam.
    Ketiga, budaya masyarakat setempat -jika juga dibuka jalur ke Arjasa- dengan bawaan barang yang banyak, tidak mungkin menggunakan pesawat udara.
    Keempat, akibat penerbangan yang tidak menentu menyebabkan tidak terjadwal dengan baik. Sementara maskapai penerbangan bersifat komersial oriented, sehingga kontinyuitas routenya tidak terjamin. Bahkan maskapai akan sulit dikontrak, kecuali ada jaminan subsidi dari pemerintah kabupaten. Apabila bersubsidi, akan menyerap dana APBD berapa, demi sebuah proyek mercusuar ?
    Kelima, sebagai bandara masa depan yang butuh perpanjangan landasan, sangat tidak ideal. Hal itu mengingat kendala jalan raya dan pemukiman penduduk
    Demikian semoga Sumenep dalam kepastian.
    hmjn wan@gmail.com

    BalasHapus