Rute penerbangan perintis di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) akan bertambah lagi pada tahun 2015. Penambahan rite pada layanan penerbangan perintis di NTT ini untuk memudahkan perjalanan para wisatawan yang berminat mengunjungi berbagai obyek wisata di kawasan provinsi tersebut. |
Susi Air. |
Tahun 2015, rute penerbangan perintis dengan menggunakan maskapai penerbangan Susi Air akan bertambah, dari enam menjadi delapan rute. Pada tahun 2014, di Nusa Tenggara Timur akan diterbangi oleh Susi Air dengan rute yaitu Kupang-Rote, Kupang-Kiser, Atambua-Alor, Rote-Sabu, Sabu-Waingapu dan Sabu-Ende, sedangkan untuk 2015 NTT mendapat 8 rute penerbangan perintis, yaitu Kupang-Kiser, Sabu- Waingapu, Sabu-Ende, Waingapu-Labuan Bajo, Labuan Bajo- Ruteng, Labuan Bajo-Bima, Waingapu-Ende dan Waingapu-So'a. Kepala Bidang Perhubungan Udara, Donatus Dita Mete, S.H, M.Hum, mengatakan hal ini di ruang kerjanya, Senin (25/8/2014) pagi.
Donatus mengatakan, ini dimaksudkan agar wisatawan yang akan melihat keindahan alam atau budaya di Waingapu bisa melanjutkan perjalanannya langsung untuk mengunjungi So'a. Pihak Perhubungan akan terus mencari rute-rute agar wisatawan bisa langsung mengunjungi wisata alam dan budaya di kabupaten- kabupeten tersebut. Kedepan, juga akan mengusulkan rute-rute perintis yang dilayani oleh penerbangan komersil. tuturnya. Hingga nantinya, kata Donatus, pada 2015, tiga rute akan ditiadakan, seperti Kupang-Rote, Atambua-Alor, karena pihak Wings Air akan melayani secara komersil penerbangan tersebut. Dihilangkan rute Sabu-Rote, karena evaluasi ×Kementrian Perhubungan, bahwa faktor penumpang untuk rute tersebut di bawah 30 persen. "Penambahan rute untuk Labuan Bajo-Ruteng, karena kami melihat di ×Ruteng banyak sekali pendatang dari ×Bima, sehingga mempermudah transportasi udara dari Ruteng menuju Bima. Untuk Kupang-Kiser, karena banyaknya orang Kiser di Kupang, baik yang melakukan penerbangan melalui laut ataupun udara," tuturnya.
Mewakili kehadiran Kepala Dinas Perhubungan NTT, Ir. Stefanus Imanuel Ratoe Oedjoe, ia mengikuti Rapat Koordinasi Tekhnis II Angkutan Udara Perintis seluruh Indonesia yang diadakan di Balikpapan-Kalimantan Timur 18-19 Agustus. Pada Rakornis II Angkutan Udara Perintis, yang dihadiri 22 KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) dari seluruh Indonesia ini, dananya dari Kementerian Perhubungan. Di Indonesia selain penerbangan komersil yang ditangani oleh pihak swasta, pihak Kementrian Perhubungan juga menangani penerbangan perintis untuk menerobos daerah isolasi-isolasi atau pulau yang belum diterbangi oleh maskapai penerbangan.
Aturannya untuk penerbangan perintis lebih banyak menggunakan pesawat yang berukuran kecil. Harganya ditentukan dari Kementrian Perhubungan, misalnya Sabu-Waingapu itu harga tiket Rp 189.000 ribu, jadi yang dibayar oleh penumpang Rp 189.000, nanti ada subsidi dari Kementrian sebesar Rp 189.000, bila komersil maka harganya Rp 300.000-an, penumpang hanya membayar 50 persen saja. "Tahun-tahun sebelumnya penumpang penerbangan perintis sedikit kurang karena penerbangan yang dilayani Merpati, seperti ke Maluku dan NTT mengalami masalah tekhnis, sehingga schedulenya tidak tetap. Susi Air schedulenya tetap, 2014 sudah mencapai 100 persen dengan menyiapkan dua sampai tiga pesawat," tambahnya.
Sebelum itu, ia juga mengikuti Rapat Komite Fasilitasi Bandar Udara Internasional, di Bandung 13-14 Agustus, juga dihadiri oleh peserta seluruh Indonesia yang memiliki bandara internasional. Bandara Udara El Tari merupakan Bandar Internasional, karena sebelumnya sudah melayani penerbangan Kupang-Darwin. Namun, situasi kondisi politik, ekonomilah, maka untuk saat ini bersifat tidak berjadwal. Selama ini ada pesawat internasional yang datang, para penumpangnya tetap difasilitasi. Bandara harus diberi perhatian untuk kedepannya, sebab akan ada kerja sama segitiga Kupang Dili-Darwin. *
kupang.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar