Maskapai penerbangan Sriwijaya Air segera menambah flight rute Malang-Jakarta menjadi 4 kali dalam sehari. District Manager Sriwijaya Malang M. Yusrie Hansyah di Malang, (6/12/2013), mengatakan pengajuan izin penambahan flight rute tersebut direncanakan pada pertengahan Desember ini. "Kami masih mencari informasi dari Lanud Abdulrahman Saleh Malang apakah masih ada atau tidak slot time pada pukul 07.40 WIB," kata Yusrie.
Dia mengaku optimistis masih ada slot time untuk penambahan layanan peneerbangan Jakarta-Malang pada pukul 05.45 WIB. Penambahan flight itu bakal dilakukan bersamaan dengan dialihkan sebagian penerbangan ke Bandara Halim Perdanakusuma sehingga slot time di Bandara Soekarno-Hatta menjadi agak longgar. Penambahan flight tersebut, selain untuk mengantisipasi membeludaknya permintaan pada liburan Natal dan Tahun Baru, juga karena permintaan dari customer.
Pelanggan maskapai tersebut menginginkan ada penerbangan pagi, melengkapi penerbangan pukul 08.40 WIB, 12.30 WIB, dan 14.40 WIB dengan pertimbangan agar di Jakarta masih pagi dan bisa langsung mengikuti kegiatan hari itu juga. Hal itu bisa terjadi karena pelanggan maskapai tersebut terutama dari kalangan instansi pemerintah dan perguruan tinggi dengan proporsi 60%, dan sisanya pengusaha, wisatawan, maupun keluarga.
Pertimbangan lain, karena load factor penerbangan rute Malang-Jakarta cukup bagus, yakni 90% dari seat yang tersedia sebanyak 147 seat per pesawat dengan tiga kali penerbangan. Khusus untuk penerbangan pada liburan Natal dan Tahun Baru, 6 Desember 2013-5 Januari 2014, pemesanan tiket sudah mencapai 65%, namun pada sepekan sebelum tanggal tersebut diperkirakan angka pemesanannya sudah penuh, fully booked. "Realisasi pemesanan tiket sebesar itu termasuk jika penambahan flight rute Malang-Jakarta jadi direalisasikan," ujarnya.
Rencananya, pesawat yang digunakan pada penerbangan rute Malang-Jakarta pada pukul 07.40, yakni Boeing 737-500 dengan kapasitas 120 seat. Pada penerbangan tersebut diberikan layanan kelas bisnis yang disediakan 8 seat. Dia optimistis, permintaan penerbangan pada rute Malang-Jakarta-Malang tetap tinggi jika tarif penerbangan dinaikkan bersamaan dengan melemahnya kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Pertimbangannya, moda pesawat terbang sudah menjadi kebutuhan masyarakat, terutama masyarakat Malang dan sekitarnya. Apalagi pelanggan maskapai tersebut terutama dari kalangan perguruan tinggi dan instansi pemerintah, sehingga tidak terpengaruh dengan melemahnya kurs rupiah terhadap dollar AS, bahkan melemahnya ekonomi. "Saya optimistis permintaan penerbangan tetap tinggi, meski tarifnya naik," katanya.
www.solopos.com