Cari di Blog Ini

Rabu, 21 April 2010

5 Maskapai Penerbangan Nasional Siap Bersaing Dengan Maskapai Asing

Sehubungan dengan diberlakukannya liberalisasi penerbangan untuk pesawat terbang komersial, maka maskapai penerbangan dalam negeri harus mampu menghadapi para pesaing dari luar. Namun lima maskapai penerbangan besar Indonesia menjawab mampu untuk menghadapi persaingan tersebut. Kelima maskapai tersebut adalah Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, Batavia Air, dan Mandala Airlines. Kesiapan itu juga mendapat dukungan dari pemerintah dengan menyetujui sejumlah rencana dari beberapa maskapai nasional untuk membuka jalur penerbangan ke luar negeri.
Maskapai Penerbangan. ZonaAero
Maskapai Penerbangan
Lima Besar Maskapai Siap Bersaing Dengan Asing

Kebijakan liberalisasi penerbangan (Open Sky) untuk pesawat komersial akan berlangsung pada 2015, namun lima besar penerbangan berjadwal Indonesia dipastikan siap bersaing dengan maskapai asing. Nantinya, setiap maskapai akan bebas terbang point to point dari negara satu ke negara lainnya tanpa dibatasi di bandara yang telah ditentukan. Direktur Jendral Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti Singayudha Gumay mengatakan, lima maskapai nasional telah siap melaksanakan implementasi Open Sky tersebut.

Lima besar maskapai nasional Indonesia adalah Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, Batavia Air dan Mandala Airlines. "Mereka telah mengusulkan untuk membuka rute-rute domestik. Sebagian telah disetujui," kata Herry Bakti di Jakarta, Jumat (9/4/2010).

Sebagai contohnya, Kemenhub juga telah menyetujui sejumlah rencana pembukaan rute Mandala Ke sejumlah negara tetangga. "Demikian juga dengan Sriwijaya Air, yang rencananya membuka rute Palembang-Kuala Lumpur yang sudah ditinggalkan oleh AirAsia," tandasnya.

Dengan mulai berdatangannya armada mereka, tandasnya, maka kemampuan maskapai untuk melakukan ekspansi pun semakin besar. Termasuk membuka rute ke luar negeri. Dijelaskannya, nantinya maskapai boleh melakukan penerbangan antar bandara di satu negara ke negara lainnya point to point, tanpa dibatasi frekuensi penerbangannya. "Saat ini memang sudah ada penerbangan semacam itu. Tetapi masih dibatasi frekuensinya dan atas persetujuan bilateral," tandas Herry.

kompas.com