Cari di Blog Ini

Rabu, 21 April 2010

Petunjuk Manual 12 Rute Penerbangan Aman Di Papua

Bentang alam yang banyak memiliki pegunungan tinggi dan sering terjadi perubahan cuaca yang mendadak, membuat penerbangan di kawasan Papua agak sulit dilakukan. Akibatnya sering terjadi kecelakaan pesawat terbang di beberapa rute penerbangan di Papua. Guna menanggulangi kendala penerbangan ini, Kementerian Perhubungan RI telah meminta kepada Ditjend Perhubungan Udara untuk melakukan rekomendasi Tim Evaluasi Keselamatan Penerbangan di Papua. Tim yang diketuai oleh Capt Adhie Gunawan itu telah berhasil membuat petunjuk manual untuk 12 rute penerbangan yang aman di Papua.
Penerbangan perintis di Papua. ZonaAero
Penerbangan perintis di Papua
12 Rute Aman Di Papua Segera Dibakukan

Otoritas penerbangan RI segera melakukan rekomendasi Tim Evaluasi Keselamatan Penerbangan di Papua dengan memberikan sosialisasi terhadap rute-rute yang aman kepada para operator. Tim telah membuat petunjuk manual untuk 12 rute penerbangan yang aman. Petunjuk ini akan dibakukan untuk menciptakan penerbangan yang aman pada rute-rute maut bagi dunia penerbangan komersial di Papua. Setiap pilot harus menggunakan petunjuk tersebut agar pesawat yang dikemudikannya tidak menabrak gunung.

Menteri Perhubungan Freddy Numberi dalam disposisinya tanggal 17 Februari 2010 lalu telah meminta kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti Singayudha Gumay untuk melaksanakan rekomendasi tersebut. "Ya rekomendasi tersebut akan segera dilaksanakan. Saya juga telah menyetujuinya. Agar maskapai penerbangan tidak menerbangi rute-rute di Papua dengan peta penerbangan mereka sendiri, tetapi dengan yang telah direkomendasikan," kata Herry di Jakarta, pekan lalu.

Dari 38 rute yang direkomendasikan, sebanyak 12 visual flight route (VFR) telah ada petunjuk manualnya sehingga bisa dibakukan dan bisa menjadi pedoman rute maskapai. Ke-12 rute tersebut adalah Sentani-Nabire via Freeway, Sentani-Wamena via Malio, Wamena-Sentani via Tisto, Wamena-Sentani via Pyramid, Wamena-Dekai pp, Wamena-Mulia pp, Freeway-Ilaga, Nabire-Enarotali via Bravo dan Enaro Gap, Nabire-Enarotali via Charlie dan Enaro Gap, Enarotali-Waghete-Nabire via Alfon dan Charlie, Enarotali-Waghete-Nabire via Alf1-Alf2 dan Charlie, serta rute Freeway-Enarotali pp.

Rute-rute inilah yang dianggap paling berbahaya. Di beberapa rute ini sudah banyak terjadi kecelakaan pesawat yang memakan korban penumpangnya karena selain banyak perbukitan, cuaca cerah bisa secara mendadak berubah menjadi sangat ekstrem.

Selain rekomendasi rute tersebut, Tim Evaluasi Keselamatan Penerbangan di Papua yang diketuai oleh Capt Adhie Gunawan itu juga meminta agar lapangan udara di daerah terpencil di Papua untuk menggunakan pembangkit tenaga surya agar keberlangsungan sumber listrik tidak terputus.

Listrik sangat penting untuk penerangan dan menjaga komunikasi dengan pesawat yang akan mendarat ke lapangan udara tersebut. Selain itu, maskapai penerbangan juga nantinya diwajibkan untuk melengkapi pesawatnya dengan alat sensor gunung, alat anti-tabrakan antar pesawat, dan pengukur ketinggian.

kompas.com