Garuda Indonesia |
Investasi yang masuk di sektor transportasi udara lebih banyak disumbangkan penambahan pesawat oleh maskapai penerbangan nasional selama beberapa tahun belakangan. Ketua Komite Tetap Angkutan Udara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tengku Burhanuddin mengatakan pihaknya mencatat penambahan armada dilakukan antara lain Garuda Indonesia, Lion Air, Wings Air dan Sriwijaya Air.
"Bertambahnya investasi dicatat dari penambahan pesawat sedangkan penambahan perusahaan penerbangan belum terjadi," katanya hari ini. Dia menyontohkan Garuda akan mendatangkan sebanyak 24 unit masing-masing 23 jenis Boeing 737-800 NG dan satu Airbus A330-200.
Selain itu, maskapai Lion Air juga akan mendatangkan pesawat Boeing 737-900ER dan Wings Air dengan beberapa ATR 72-500. "Artinya pesawat yang masuk lebih banyak memang terjadi di Indonesia," ungkap Burhanuddin. Menanggapi indikator makro yang bagus, Burhanuddin menyatakan belum banyak berpengaruh bagi industri penerbangan nasional yang lebih banyak dipengaruhi harga bahan bakar (fuel).
Dia menandaskan penguatan rupiah terhadap mata uang dolar AS tidak akan berpengaruh banyak terhadap biaya operasional maskapai jika harga avtur terus naik. "Kalau harga avtur turun dan nilai mata uang dolar AS turun, industri penerbangan baru bisa menikmatinya," ujar Burhanuddin. Selama ini, biaya bahan bakar mendominasi total biaya operasi pesawat. Biaya bahan bakar menguras hampir 35% dari total biaya operasi maskapai pada tahun ini.
web.bisnis.com