Cari di Blog Ini

Jumat, 30 November 2012

Bandara Ahmad Yani Berencana Layani Penerbangan Semarang-Jeddah

Bandara Ahmad Yani Semarang
Bandara A Yani Incar Rute Semarang-Jeddah

PT Angkasa Pura I berencana membuka rute perjalanan internasional baru Semarang-Jeddah. Pengelola Bandara Ahmad Yani tersebut berniat menggandeng maskapai penerbangan untuk melayani rute baru ini.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani, Priyo Jatmiko mengatakan, potensi pasar perjalanan umroh di Kota Semarang dan sekitarnya cukup besar. Data dari satu biro perjalanan umrah dan haji non reguler seperti PT Fatimah Zahra misalnya, mencatat ada 150-200 orang tiap minggu yang berangkat umroh ke Arab Saudi. Belum dari biro perjalanan lainnya. "Ini peluang pasar menarik yang mau ditangkap dan dikembangkan oleh Angkasa Pura untuk dijual ke maskapai. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan dikembangkan untuk rute haji plus," katanya usai pertemuan BUMN Marketeers di Hotel Horison, Kamis (29/11).

Rute baru ini nantinya akan sangat membantu para calon jamaah umroh yang biasanya harus transit dulu di Bandara Soekarno-Hatta selama 4-5 jam. Untuk melayani rute ini tidak dibutuhkan pesawat besar, cukup Boeing 737-900 ER. Nantinya PT Angkasa Pura akan memikikirkan rute kembali dari Jeddah agar tidak kosong, demi efisiensi. Dari Jeddah akan dihubungkan dengan rute lain yang juga potensial seperti Thailand atau Hongkong, sehingga menjadi rute gemuk. Rute ini nantinya tidak tiap hari bisa berangkat, paling tidak seminggu sekali. "Kami sudah menggulirkan wacana ini pada seluruh maskapai penerbangan, dan akan mengundang mereka untuk berdiskusi. Rute ini dapat meningkatkan image Bandara A Yani dan Kota Semarang," ujarnya.

Menurut dia, saat ini PT Angkasa Pura I telah menerima pengajuan tambahan rute internasional dan domestik dari beberapa maskapai yakni Lion Air untuk Semarang-Balikpapan, Garuda Indonesia untuk Semarang-Surabaya, dan Silk Air dengan rute Semarang-Kuala Lumpur.

Untuk rute Semarang-Kuala Lumpur, selain wisatawan banyak pula TKI yang memanfaatkan. Tingkat load factor cukup tinggi mencapai 80 persen - 90 persen. Selain karena harga tiket yang cukup murah, pengaruh satu rumpun dan kemudahan bahasa juga berperan. "Untuk tujuan Singapura justru load factor lebih rendah dari Semarang-Kuala Lumpur yakni 75%-80%," tuturnya.

www.suaramerdeka.com