Istilah manuver pada pesawat terbang merujuk pada pergerakan-pergerakan pesawat. Biasanya manuver yang cukup ekstrem dilakukan pesawat komersial yang baru menjalani tes terbang. Manuver pesawat saat test flight, demo flight, dan joy flight tidaklah sama. "Pada saat test flight ada pergerakan yang sedikit tidak sesuai dengan umumnya disesuaikan dengan karakter pesawat. Biasanya dicoba hingga seekstrem mungkin. Sedangkan pada saat demo flight, biasanya dipertunjukkan gerakan cukup ekstrem seperti membelok sedikit tajam untuk mendemokan pesawat," tutur Jeffrey Adrian, salah satu pilot pesawat maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Pada saat demo flight, sambung dia, pesawat tidak ditumpangi penumpang. Manuver yang dilakukan selain membelok sedikit tajam juga terbang rendah. Pertunjukan ini menjadi tontonan orang-orang yang ada di darat. "Sedangkan joy flight, menurut saya, gerakannya terbatas karena pergerakannya sudah sama seperti saat flight biasa," terang ayah satu anak ini.
Dalam beberapa joy flight yang diikuti Jeffrey, joy flight dilakukan pada siang hari dan dalam cuaca yang bagus. Hal itu untuk menimbulkan kenyamanan di diri para penumpang. Sebab penumpang yang ikut penerbangan tersebut bisa melihat keadaan di luar pesawat melalui jendela dengan leluasa. Sedangkan daerah untuk joy flight bisa di mana saja, tergantung traffic. Bisa saja penerbangan mengikuti rute yang sudah ada, atau mengambil rute lain yang tidak sibuk. "Mau mengambil pegunungan, menurut saya tidak masalah karena pertimbangannya traffic. Asal sesuai aturan, kemudian clear secara visual," imbuh pria yang tengah mempelajari aerobatik di Executive Flyer Aviation Boston, AS, ini.
Dalam penerbangan biasa, manuver ekstrem bisa saja dilakukan oleh pilot pesawat komersil. Misalnya saja di saat darurat harus belok tajam untuk menghindari tabrakan di udara. Manuver yang sedikit ekstrem pun beberapa kali terpaksa dilakukan pilot pada saat menjelang landing tapi batal lantaran cuaca buruk. "Maka pesawat harus belok atau naik lagi. Tapi manuvernya tidak boleh berlebihan, nanti bisa ada masalah dengan air dynamic atau lainnya," papar Jeffrey.
Manuver pesawat sipil dengan pesawat militer tentu berbeda. Pesawat militer terkadang harus melakukan manuver ekstrem karena digunakan untuk mengejar atau menghindari musuh. "Kalau manuver pesawat komersial itu nggak mungkin hit and run seperti pesawat militer, harus smooth karena membawa penumpang. Kalau pesawat militer kan rush," terang Jeffrey.
Yang terpenting saat pesawat komersial melakukan manuver adalah tidak memancing pergerakan yang ekstrem. Dan biasanya soal ini para pilot sudah tahu benar. Lalu, dalam pergerakannya, pilot juga harus memberitahukan kepada petugas air traffic control (ATC). "Harus komunikasi. Untuk menghindari sesuatu yang darurat, lakukan dulu baru kontak. Tapi kalau mau ubah arah pesawat harus izin, misalnya ada awan lalu minta isin ubah arah, kalau kata ATC tidak boleh ya nggak boleh, karena ada pertimbangan tertentu. Setiap perubahan harus dilaporkan," ujar pria yang sudah 15 tahun akrab dengan langit ini.
news.detik.com