Masalah tertinggalnya perkembangan industri dirgantara di Indonesia disebabkan jumlah utang luar negeri Indonesia yang menumpuk. Salah satunya adalah utang ke International Monetary Fund (IMF). "Karena kita biarkan IMF itu larang kita untuk biayai pengembangan, karena dia punya infrasturktur sendiri," ujar BJ Habibie saat ditemui sesaat setelah memberikan orasi mengenai pengembangan industri penerbangan dalam acara Peringatan 50 Tahun Pendidikan Teknik Penerbangan Institute Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (1/12/2012).
Menurut Habibie, ada beberapa proyek negara yang fiktif namun berani meminjam uang pada IMF tanpa mampu bertanggung jawab membayar utang-utang tersebut. Hal ini tak terlepas pula dari taktik IMF yang menguntungkan pihak mereka. "Orang-orang kita itu pinjem duit tapi belum tentu ada proyeknya. Ya kita pinjam Rp 600 triliun kan, Rp 600 triliun banyak sekali yang tidak bisa kita pertanggungjawabkan. Sebelum itu kembali ke mereka, sebelum hancur, ya dia larang. Ini proyek pemerintah, proyek rakyat yang dibiayai dari sumber daya alam dengan bahan dasar minyak. Dan itu cara dia untuk dapatkan kembali uangnya, dengan menamakan dirinya private industr," ujarnya.
Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi itu berpesan, bangsa ini perlu bekerja keras agar bebas dan merdeka menentukan arah industri penerbangannya. Namun yang menjadi inti utama adalah kemampuan berjuang melawan diri sendiri dari keinginan melakukan pinjaman luar negeri. "Untuk merdeka kita berjuang lawan Belanda. Untuk mendapat kebebasan kita berjuang lawan diri kita sendiri. Itu lebih susah, musuh kita adalah kita sendiri. Dan kita bisa bersyukur (apabila dapat) membayarnya dengan sikap (pinjaman) IMF itu dihentikan.".
news.liputan6.com