Rusdi Kirana bersama Presiden Perancis (Francois Hollande) dan CEO Airbus (Fabrice Bregier) |
Maskapai penerbangan murah Lion Air kembali membuat kejutan. Setelah mencetak rekor pembelian Boeing dua tahun lalu, maskapai milik Rusdi Kirana ini kembali memborong 234 pesawat baru. Kali ini, perusahaan membeli pesawat dari musuh bebuyutan Boeing, Airbus. Tak hanya itu, Rusdi Kirana yang sengaja terbang ke Prancis untuk pembelian armada ini, mampu menghadirkan Presiden Prancis Francois Hollande guna menyaksikan penandatangan pembelian. Gilanya lagi, Rusdi melakukan semua itu di Istana Kepresidenan Elysee, Paris Prancis.
Selama beberapa tahun ini, sepak terjang Rusdi Kirana memang tengah menjadi sorotan. Tak salah jika nama Rusdi masuk dalam salah satu orang terkaya Indonesia pada 2012. Perjalanan Rusdi menapaki kariernya di bisnis penerbangan sebetulnya tak dirancang dari awal. Di masa remaja, Rusdi hanyalah seorang penjaja mesin tik. Mendapat sambutan hangat dari Presiden Prancis di ruangan yang sebetulnya khusus disediakan bagi para pemimpin negara, miliarder yang pemalu ini tak lantas pingsan dengan gelaran karpet merah yang disediakan. "Saya bersyukur bisa hadir disini, namun saya lebih tertarik pada rumah yang saya bangun untuk para staf dan keluarganya," ujar Rusdi seperti dikutip laman Reuters, Selasa (19/3/2013).
Rumah yang dimaksud adalah Lion Air Village yang kini tengah dibangun Rusdi. Rumah tersebut didesain untuk akomodasi asrama bagi 3.000 orang dan 1.000 rumah kecil di sekitar Bandara Jakarta. Di asrama tersebut, tercatat 10.000 orang termasuk para pegawai Lion Air akan tinggal. Proses pembangunan kini telah selesai 90%. Meski menjadi pencetak rekor pembelian armada pesawat dari dua produsen ternama dunia (Boeing dan Airbus), Rusdi ternyata memilih terbang menggunakan pesawat kelas ekonomi dan lebih banyak berbicara mengenai kehidupannya yang sederhana. "Saya lebih memilih terbang di kelas ekonomi, namun kadang ini membuat produsen menjadi tak nyaman. Saya tidak mau mengecewakan perusahaan pembuatnya," kata Kirana.
Di saat terus mengembangkan bisnisnya ke kancah global, Lion Air harus diakui menghadapi masalah dengan citra perusahaan. Lion Air selama ini terkenal sebagai maskapai dengan jadwal penerbangan yang kerap kali terlambat. Selain itu, Lion Air menghadapi persoalan larangan terbang ke negara Eropa akibat kekhawatiran faktor keselamatan dari maskapai penerbangan nasional. Rusdi mengatakan, penilaian tersebut tak adil. "Langkah ini tak mengubah apapun meski saya membeli pesawat Airbus. Namun saya berharap sesuatu akan terus berjalan," katanya.
bisnis.liputan6.com