PT Dirgantara Indonesia dengan Aeronautic Defence and Space Company (EADS), perusahaan produsen Airbus, Eurocopter, dan Eurofighter sepakat meningkatkan produksi helikopter dan pesawat, termasuk komponennya dalam jangka panjang. "EADS dan Dirgantara Indonesia sepakat terus meningkatkan bisnis pembuatan pesawat dan helikopter untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun keperluan negara lainnya," kata Dahlan usai menerima kunjungan Presiden Direktur/CEO EADS, Thomas Enders, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa.
Dahlan menjelaskan bahwa jumlah helikopter di Indonesia masih sangat kurang, terlebih jika dibandingkan dengan Brasil. "Airbus akan meningkatkan kerja sama helikopter. Karena di Brasil ada 2.000 helikopter di Indonesia hanya 200," jelas Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta.
Dahlan yang didampingi Direktur Utama Dirgantara Indonesia, Budi Santoso, mengatakan bahwa pihak EADS ingin meningkatkan kerja samanya dengan Dirgantara Indonesia yang merupakan BUMN pembuat pesawat terbang. Dahlan menjelaskan bahwa jumlah helikopter di Indonesia dibandingkan dengan sejumlah negara masih relatif sangat rendah. "Pasar helikopter di Indonesia masih sangat menjanjikan karena jumlahnya yang minim," ujarnya.
Mantan Dirut PLN ini mencontohkan Brasil saat ini memiliki sekitar 2.000 helikopter, sementara Indonesia masih memiliki 200 helikopter. Dalam kerja sama produksi helikopter ini, kata dia, Airbus bertindak sebagai penjamin pembiayaan pengembangan helikopter. Untuk itu, Dahlan menyerahkan sepenuhnya kepada Dirgantara Indonesia untuk menindaklanjuti kerja sama tersebut, termasuk kapasitas produksi yang ditargetkan.
Sementara itu, Direktur Utama Dirgantara Budi Santoso menjelaskan bahwa Indonesia ke depannya akan menjadi mitra serius bagi EADS dalam pengembangan industri dan bisnis dirgantara. "EADS menganggap Dirgantara Indonesia sebagai mitra strategis dan penting dalam industri pembuatan pesawat," ujar Budi.
www.antaranews.com