Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas), Kemenristek menggelar pameran teknologi industri. Harteknas jatuh pada tanggal 10 Agustus mendatang. Pameran ini didominasi pesawat tanpa awak buatan dalam negeri. Seperti Hexator, Flying Car, Alap-alap, Sriti dan Wulung. Hexarotor terbuat dari bahan carbon fiber. Pesawat buatan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini terdiri dari tiga tipe. Tipe kecil berbentuk persegi dengan ukuran 15 cm x 15 cm, dilengkapi dengan 4 baling-baling kecil. Sementara tipe sedang berbentuk persegi dengan ukuran 60 cm x 60 cm dan dilengkapi dengan 6 baling-baling kecil. Sedangkan Hexarotor besar berbentuk persegi dengan ukuran 1 m x 1 m serta dilengkapi 8 baling-baling kecil. "Setiap Hexarotor juga dilengkapi dengan kamera. Kameranya bisa diganti sesuai kebutuhan," ujar staff Center of Unmanned System Institut Teknologi Bandung, Yudhoyono Kartijo yang kerap disapa Gembong, Senin (24/6/2013).
Menurut Gembong, alat yang diproduksi oleh ITB sejak 2 tahun lalu ini biasanya digunakan sebagai surveyor atau untuk pemantauan dan pengamatan. "Misalnya perusahaan real estate ingin memantau dari atas," imbuh Gembong.
Hexarotor diterbangkan dengan menggunakan remote control. Pesawat ini mampu terbang maksimal setinggi 170 m, dengan waktu terbang maksimal 20 menit. Hexarotor juga bisa digunakan untuk memantau kemacetan dan kebanjiran di kota. Selain buatan ITB, Harteknas juga memamerkan pesawat buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yaitu Sriti, Alap-alap, dan Wulung. Ketiga pesawat merupakan jenis Pesawat Udara Nir Awak (PUNA).
Sriti atau short range unmanned aerial vehicle, mampu mengangkat berat maksimal 9,5 kg. Dengan bentuk membulat dan dilengkapi dua sayap besar, Sriti mampu terbang selama 2 jam di udara dengan kecepatan 65 knots. "Pesawat Sriti belum bisa diterbangkan dengan menggunakan landasan, dia masih pakai catapult (pelontar)," ujar anggota Pusat Teknologi Industri Hankam, Samudro.
Jenis pesawat yang berukuran sedang, Alap-alap atau long range unmanned aerial vehicle, memiliki bentuk yang sedikit lebih memanjang dibandingkan dengan Sriti. Alap-alap memiliki tipe sayap high wing dan memiliki bobot maksimal yang lebih besar daripada Sriti, yaitu 22 kg. Pesawat ini mampu terbang selama 8 jam di udara dengan kecepatan 65 knots.
Pesawat tanpa awak paling besar, Wulung, bentuknya sudah menyerupai bentuk pesawat dengan awak pada umumnya. Serupa dengan Alap-alap, pesawat Wulung juga memiliki tipe sayap high wing. Wulung mampu membawa bobot maksimal hingga 120 kg. Meskipun begitu, Wulung hanya mampu berada di udara lebih kurang selama 4 jam dengan kecepatan 67 knots. Ketiga jenis pesawat ini menggunakan bahan komposit dan dikontrol dengan suatu sistem yang disebut sebagai ground system.
news.detik.com