Cari di Blog Ini

Sabtu, 27 April 2013

PT Dirgantara Indonesia Fokus Pengembangan Pasar Pesawat Terbang ASEAN Dan Asia-Pasifik

Berbagai jenis pesawat terbang yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI) makin banyak menarik perhatian para calon pembeli dari dalam negeri maupun luar negeri. Misalnya negara Timor Leste yang sudah menyatakan minatnya untuk membeli helikopter Bell 412 EP dan pesawat NC-212 dari PT Dirgantara Indonesia. Untuk beberapa tahun ke depan, PT DI masih akan fokus pada pengembangan pasar pesawat terbang di kawasan Asia-Pasifik dan ASEAN karena perusahaan menganggap kebutuhan akan pesawat terbang di kawasan ini sangat tinggi.
CN-235 produksi PT Dirgantara Indonesia. ZonaAero
Timor Leste Berminat Beli Pesawat Buatan PTDI

Timor Leste berminat membeli pesawat helikopter Bell 412 EP dan NC-212 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), kata Manajer Pemasaran PTDI Teguh Graito di Bandung, Jumat (26/4/2013). "Timor Leste merupakan salah satu negara ASEAN yang menjadi target pemasaran produk PTDI. Kami sudah melakukan pembicaraan terkait minatnya untuk membeli dua helikopter dan dua pesawat NC-212," kata Teguh Graito.

Untuk merealisasikan proyek penjualan itu, kata Teguh, PTDI telah melakukan pembicaraan intensif dengan salah seorang perwakilan dari Timor Leste. "Pembicaraan telah dilakukan baik di Bandung maupun di Dili, kami lihat minat mereka cukup besar untuk menggunakan produk kita," katanya.

Namun, menurut Teguh, pihaknya masih terus melakukan penjajakan untuk merealisasikan proyek tersebut. Lebih lanjut, Teguh Graito menyebutkan, perusahaan kedirgantaraan nasional itu tengah fokus untuk pengembangan pasar internasional khususnya di kawasan ASEAN, di samping melakukan pemasaran pesawat terbang di dalam negeri, khususnya untuk mendukung program pertahanan. "Pasar bagi produk pesawat yang diproduksi PTDI cukup terbuka lebar, antara lain di Asia Pasifik dan ASEAN," katanya.

Menurut Teguh, kebutuhan negara-negara dunia terhadap pesawat CN-235 cukup tinggi. Potensi kebutuhannya sekitar 400 unit per tahun. Demikian halnya jenis NC-212 juga cukup diminati dengan potensi kebutuhannya 400 unit per tahun. Ia menyebutkan, Malaysia dan Brunei merupakan negara yang telah menggunakan pesawat CN-235. Demikian halnya Korea Selatan yang memiliki skadron CN-235, belum termasuk pesawat CN-235 Maritim Patrol. Sinegal dan Burkina Paso juga menggunakan pesawat unggulan produksi PTDI tersebut dan sejauh ini operasionalnya masih cukup prima. "Pasar Afrika dan Amerika Selatan juga cukup besar, namun kami akan fokus di Asia Pasifik serta ASEAN, karena kebutuhan pesawat jenis itu cukup besar," kata Teguh.

Ia menyebutkan, tahun ini PTDI tengah menggarap proyek CN-235 pesanan Thailand yang akan rampung pada September 2013. Sedangkan untuk memperkuat produksi, pihaknya terus berupaya untuk mendapatkan pembiayaan untuk proyek itu. Hal itu telah dilakukan dengan perbankan BUMN nasional, selain itu juga melakukan penjajakan dengan Bank Expor Impor. "Penjajakan dilakukan antara lain dengan Islamic Development Bank (IDB), masih terus dilakukan. Yang pasti progress pasar yang cukup besar untuk CN-235 maupun CN-295, serta produk pesawat lainnya," kata Teguh Graito.

Sementara itu Juru Bicara PT DI Sonny Saleh Ibrahim menyebutkan, PTDI tahun ini telah menyerahkan sejumlah pesawat kepada TNI antara lain enam unit helikopter Bell-412 EP. "Tahun ini akan segera diserahkan sejumlah pesawat pesanan TNI AU maupun TNI AL, yang sudah diserahkan helikopter Bell 412 EP," kata Sonny Saleh Ibrahim menambahkan.

www.suarapembaruan.com