Cari di Blog Ini

Rabu, 02 Januari 2013

Peralatan Navigasi Penerbangan Bandara Adi Soemarmo Akan Diganti Baru

Bandara Adi Soemarmo Solo
Bandara Adi Soemarmo Remajakan Dua Alat Navigasi Penerbangan

Bandara Adi Soemarmo segera mengganti dua peralatan navigasi pendaratan pesawat yang usia teknisnya telah usang. Akibat alat navigasi yang usang itu, sejumlah penerbangan harus dialihkan saat kondisi cuaca buruk.

Manajer Operasional dan Teknik Bandara Adi Soemarmo Solo, Tri Joko Wahyuono, mengatakan dua peralatan yaitu Doppler Very Omni Range (DVOR) dan Distance Measuring Equipment (DME) itu tidak rusak. Namun, usia teknis kedua peralatan itu sudah lama sehingga perlu diganti dengan alat baru. Pihaknya juga mengaku sudah menyiapkan peralatan pengganti sejak awal November 2012. Namun, saat itu bandara sedang dalam kondisi sibuk penerbangan haji sehingga perbaikan harus ditunda. "Perangkat lunak sudah dipasang. Kami tinggal menunggu teknisi pabrik dan pengecekan dari pelaksana pekerjaan dari Balai Kalibrasi," ujarnya saat ditemui wartawan di Bandara Adi Soemarmo, Selasa (1/1/2013).

Dijelaskan Wahyuono, kedua peralatan tersebut berfungsi untuk memandu pesawat saat hendak mendarat di bandara. Dua peralatan tersebut merupakan penghubung antara pesawat dengan perangkat Instrument Landing System (ILS). Pembongkaran peralatan tersebut membuat pendaratan pesawat harus mengandalkan pengamatan visual. Dalam kondisi normal, pesawat masih bisa mendarat pada jarak pandang 800 meter. Namun, perbaikan yang dilakukan membuat pesawat hanya memungkinkan untuk mendarat jika jarak pandang minimal 2.000 meter.

Kondisi tersebut tak ayal membuat sejumlah pendaratan dari sejumlah penerbangan terpaksa dialihkan ke bandara lain. Dalam sebulan terakhir, bandara terpaksa ditutup sebanyak tiga kali akibat cuaca yang berkabut. Pada akhir pekan kemarin, misalnya, pendaratan dari sebuah maskapai terpaksa dialihkan ke Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Adisucipto Jogja. "Kemarin yang agak parah jam setengah sembilan baru clear, ada beberapa pesawat yang delay. Tapi karena itu faktor alam semua bisa memaklumi," ujarnya.

Lebih lanjut, Wahyuono mengatakan peralatan tersebut baru bisa digunakan pada akhir bulan ini. Pasalnya, mereka masih menunggu proses kalibrasi yang hanya bisa dilakukan oleh tim dari Balai Kalibrasi Kementerian Perhubungan. Proses kalibrasi itu diperkirakan baru bisa dimulai akhir pekan ini. "Tanggal 5 besok teknisi dari pabrik akan datang. Alat baru bisa digunakan setelah dicek dari Balai Kalibrasi. Kami perkirakan alat tersebut sudah dapat digunakan akhir Januari," tandas dia.

www.solopos.com