Cari di Blog Ini

Senin, 06 Februari 2012

Pembuatan Runway Baru Bandara Supadio Bakal Telan Rp 700 Miliar

Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat. ZonaAero
Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat
Sejalan pengembangan Bandara Supadio sejak akhir 2011 lalu, telah direncanakan pembangunan landasan pacu baru berukuran 3.000 x 60 meter, pembangunan taxiway pararel, serta perluasan apron untuk mengantisipasi kehadiran pesawat-pesawat berbadan lebar sejenis Boeing 767 series. "Khusus untuk pembangunan landasan baru, estimasi anggarannya mencapai Rp 700 miliar. Saat ini, pematangan lahannya sudah mulai dilakukan oleh Satuan Kerja Kementerian Perhubungan," kata Direktur Operasi dan Teknik Angkasa Pura II Salahudin Rafi, Minggu (5/2/2012).

Pengembangan Supadio juga meliputi peningkatan kapasitas terminal penumpang hingga lima kali lipat. Nantinya, Bandara Supadio memiliki bangunan terminal baru dengan konsep modern dan ramah lingkungan di atas lahan seluas 32.000 meter persegi yang akan mampu melayani hingga 3,2 juta pergerakan penumpang per tahun. Kini, terminal penumpang hanya memiliki luas 6.936 meter persegi dengan kapasitas 875.000 pergerakan penumpang per tahun.

Estimasi anggaran yang dialokasikan PT Angkasa Pura II untuk keperluan pengembangan Bandara Supadio ini mencapai total Rp 390 miliar. Secara keseluruhan, proses pembangunan terminal baru Bandara Supadio tersebut ditargetkan selesai pada 2014. Namun, pada pertengahan 2013, sebagian bangunan akan diupayakan dapat dioperasikan. Sabtu kemarin, terkelupasnya permukaan landasan pacu Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, menyebabkan penutupan landasan pacu. "Sesuai dengan Notam yang kami keluarkan, penutupan Bandara Supadio kami lakukan antara pukul 15.50 WIB hingga pukul 19.00 WIB untuk keperluan perbaikan. Pekerjaan perbaikan tersebut dapat kami selesaikan pada pukul 18.40 WIB. Saat ini Bandara Supadio sudah beroperasi kembali secara normal. Kepada masyarakat, khususnya pengguna jasa Bandara Supadio maupun pihak-pihak lain yang terkena dampak negatif atas insiden ini, kami atas nama manajemen memohon maaf yang seluas-luasnya," kata Rafi.

Salahudin Rafi menjelaskan, proses pengelupasan lapisan aspal dengan ukuran sekitar 2x2 meter dengan kedalalaman 3-6 cm tersebut terjadi pada pukul 15.00 WIB. "Titik terkelupasnya ada di Runway 15, sebelah kiri, sekitar 740 meter dari ujung landasan," ujarnya.

Secara prinsip, menurutnya, landasan pacu Bandara Supadio memenuhi persyaratan laik operasi. Pengecekan rutin terhadap kondisi landasan pun dilakukan secara rutin berkala, baik oleh Angkasa Pura II selaku pengelola maupun oleh otoritas penerbangan sipil atau regulator yang dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Penelitian terakhir terhadap kekuatan dan tingkat kekerasan landasan Supadio dilakukan pada 2011 lalu dengan hasil memenuhi syarat.

Di sisi lain, untuk menambah faktor keselamatan, penambahan lebar landasan pun telah dilakukan, dari 30 meter menjadi 45 meter. Sehingga saat ini, ukuran landasan pacu Bandara Supadio adalah 45x2250 meter. "Dengan ukuran yang ada, serta didukung tingkat kekuatan dan kekerasan landasan yang dimiliki, pesawat-pesawat berbadan lebar sejenis Boeing 737 seri 200 dan 500 diizinkan oleh regulator untuk beroperasi di Bandara Supadio. Bahkan yang di atas jenis itu pun masih diizinkan dengan syarat menyesuaikan bobot maksimal untuk take-off maupun landing," jelasnya.

Diungkapkan Salahudin Rafi, cuaca ekstrim yang diiringi intensitas curah hujan tinggi yang terjadi terus-menerus dalam durasi yang panjang belakangan ini, memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat kekerasan dan daya tahan lapisan permukaan landasan pacu Bandara Supadio yang berbahan asphalt beton (hot mix) maupun struktur dasar landasan yang awalnya adalah lahan gambut. "Luasnya landasan yang didukung penetrasi air terhadap lapisan permukaan landasan cukup besar, sehingga mengakibatkan rusaknya lapis perekat antar lapisan perkerasan pada landasan. Kondisi ini yang mengakibatkan terkelupasnya lapisan perkerasan," paparnya.

Dia menambahkan, PT Angkasa Pura II menganggarkan dana perawatan rutin setap tahun antara Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar. Dana tersebut dialokasikan untuk keperluan perawatan landasan yang antara lain meliputi penebalan lapisan permukaan landasan (overlay), penghilangan rubber deposit, perbaikan weak spot atau perbaikan terhadap kerusakan pada titik-titik tertentu landasan, serta perawatan taxiway dan apron. Pada tahun 2012, perseroan mengalokasikan dana sedikitnya Rp 818 juta untuk kebutuhan rutin tersebut.

bisniskeuangan.kompas.com