Cari di Blog Ini

Sabtu, 03 Maret 2012

Tak Lagi Dibawah Garuda Indonesia, Citilink Banyak Ekspansi Rute Penerbangan

Tak Lagi Dibawah Garuda Indonesia, Citilink Banyak Ekspansi Rute Penerbangan.
Citilink Akan Perbanyak Rute

Dalam waktu dekat ini Citilink akan menjadi sebuah perusahaan penerbangan mandiri. Citilink yang dahulu adalah bagian dari struktur organisasi Strategi Bisnis Unit (SBU) Garuda Indonesia kini akan benar-benar menjadi sebuah perusahaan penerbangan yang utuh. Chief of Representative Officer (CRO) Citilink Cabang Balikpapan Redemtus Pramono mengatakan ada beberapa factor penunjang yang membuat Citilink menjadi suatu penerbangan yang utuh. "Kita (Citilink, Red) telah berkembang dari segi armada. Selain itu, kita juga di-support oleh Garuda dari segi penumpang, dan juga marketnya share penumpang kita juga semakin tinggi. Garuda juga mendukung Citilink untuk menjadi PT sendiri," ungkapnya.

Perlu diketahui, Citilink telah menjadi perseroan terbatas (PT) secara akta perusahaan sudah sejak lama, yakni sejak tahun 2008. "Cuma kami belum mendapatkan Surat Izin Usaha Pengangkutan Penerbangan (SIUPP). Baru-baru saja SIUPP diberikan ke kami oleh Menteri Perhubungan," terangnya.

Setelah mendapatkan SIUPP, proses yang harus ditempuh oleh Citilink untuk dapat berdiri sendiri adalah harus memiliki Air Operator Certificate-nya (AOC), yang proses pengurusan menunggu sekira 90 hari atau 3 bulan setelah SIUPP dikeluarkan. "SIUPP baru keluar bulan Februari tahun ini. Jadi untuk mendapatkan AOC, kita harus menunggu 3 bulan ke depan," katanya.

Setelah AOC keluar, maka Citilink baru akan menjadi perusahaan penerbangan yang utuh. Citilink tidak benar-benar keluar dari Garuda, akan tetapi masih berada di bawah naungan Garuda Group. "Kita enggak lepas banget, tapi kita masih dalam berada di bawah Grup Garuda," ujarnya.

Menurutnya, dengan berdiri sendirinya Citilink ini membuat masyarakat menjadi banyak pilihan untuk menggunakan jasa angkutan penerbangan. "Masyarakat sekarang tinggal memilih untuk, ada Citilink dan Garuda Indonesia," tukasnya.

Dulu, paradigmanya masyarakat menganggap Garuda adalah segmentasi menengah ke atas, sedangkan Citilink untuk segmentasi menengah ke bawah. "Cuma saat ini segmentasinya hamper sama, tapi mayoritas masih banyak yang menganggap seperti itu," sebutnya.

Untuk armada, Citilink akan fokus pada penebalan rute atau frekuensi penerbangan dimana Citilink yang Low Cost Carrier (LCC). "Sekarang kita fokus pada penebalan rute, karena Citilink yang LCC lebih efektif untuk rute domestik dan regional di Asia Tenggara," paparnya.

Nantinya Citilink akan mengubah jadwal penerbangan terkait adanya penebalan rute atau frekuensi penerbangan, yang dulunya penerbangan Balikpapan-Surabaya 3 kali dan Balikpapan-Jakarta 2 kali akan berubah pada bulan April nanti. "Kami akan menambah 1 penerbangan ke Surabaya dan 1 penerbangan ke Jakarta jadi totalnya melayani 7 kali rute penerbangan," imbuhnya.

Penebalan, rute atau frekuensi penerbangan menurutnya juga tergantung dari ketersediaan armada Citilink. "Kami sudah purpose rutenya, kini ada pengembangan untuk penerbangan keluar negeri, Red), yakni Kuala Lumpur dan Singapura. Sedangkan untuk penerbangan domestik akan melayani penerbangan ke Tarakan, Yogyakarta, Ujung Pandang (Makassar) dan Manado," tambahnya.

Hingga akhir tahun 2012 mendatang, pihak Citilink akan menargetkan jumlah armadanya secara nasional mencapai 20 unit. "Total armada dari Citilink yang sekarang berjumlah 8 unit," bebernya.

Setya Budhi, General Manager Garuda Balikpapan, saat dikonfirmasi mengenai hal ini tidak banyak berkomentar. Menurutnya dari segi kelas antara Garuda dan Citilink berbeda. "Garuda adalah Full service dan Citilink adalah Low Cost Carrier," tandasnya.

www.kaltimpost.co.id