Comac C919. ZonaAero |
Negara superkaya China berancang-ancang memasarkan pesawat jet C919 bikinan negara itu untuk pasar domestik maupun ekspor, setelah selama dua tahun diuji coba secara intensif. Wu Guanghui, Deputy General Manager Commercial Aircraft Corporation of China yang juga anggota anggota Parlemen China, telah ditunjuk sebagai chief designer C919 itu. Wu mengatakan, pesawat jet ini telah diminati para pemesan dari Amerika Serikat dan Singapura, yang jika ditotal dengan pesanan domestik mencapai 235 buah pesawat. "Pesawat pertama akan selesai dirakit awal tahun depan. Produksi dengan jumlah massal dimulai pada 2016, setelah selama dua tahun menjalani uji coba. Pesawat ramping dengan 168 penumpang ini bisa terbang sejauh 4.400 kilometer agar bisa menjelajah seluruh China bahkan Asia Tenggara," ujar Wu, seperti dikutip China Daily, hari ini (8/3).
C919 ‘kloter’ pertama akan mengunakan mesin canggih LEAP-X1C yang juga dipasang di pesawat-pesawat Boeing dan Airbus yang dioperasikan oleh maskapai Scandinavian Airlines System. Mesin impor ini dikembangkan atas kemitraan General Electric dan Safran SA, yang menurut Wu, akan menghemat bahan bakar jet antara 13 dan 15 persen. China, saat ini juga sedang mengembangkan mesin pesawat terbang sendiri. Mesin yang dikembangkan China akan diberi nama kode Yangtze 1000, akan dipasang belakangan. "Di masa mendatang, C919 bisa menggendong salah satu dari dua mesin yang disebutkan tadi. Tapi pesawat ini akan memiliki 'hati' China yang membanggakan," ujar Wu lagi.
Pada 2010, pada Pameran Dirgantara Internasional China di Zhuhai, provinsi Guangdong, Perusahaan Pesawat Terbang Komersial China telah memesan 100 unit dari maskapai domestik dan asing, termasuk China Eastern Airlines, GE Capital Aviation Services, seperti ditulis China Economic Weekly. Namun pemerintah tidak tergesa-gesa menjual C919, sebelum benar-benar siap bersaing di pasar, tutur Wu. "Pesawat bikinan China ini masih pada tahap awal. Masih butuh banyak waktu," katanya.
Dalam 20 tahun mendatang, Wu berharap, pemintaan maskapai penerbangan akan melampaui 20.000 unit. Pada 2030, jumlah total pesawat komersial dunia akan meningkat 36.000 unit, lebih dari dua kali lipat dari angka saat ini 17.600 menurut Commercial Aircrraft Corporation of China. Sekitar 4.700 pesawat baru C919 akan bernilai US$ 500 miliar yang kemungkinan besar akan dikirim ke perusahaan-perusahaan penerbangan lokal. Jumlah ini sama dengan 15 persen dari total pesawat terbang di dunia pada 2030, dibanding saat ini hanya 9 persen.
web.inilah.com